Sektor pertanian merupakan fokus utama pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Pemerintah pun telah menyusun blueprint 2024-2029 dimana salah satunya meningkatkan level mekanisasi pertanian.
Staf Ahli Menteri Bidang Infrastruktur Pertanian, Ali Jamil mengungkapkan bahwa ekosistem digital menjadi penentu ketahanan pangan dan Smart Farming 4.0 adalah strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan industri pertanian saat ini.
Menurutnya, sistem pertanian terintegrasi berbasis teknologi digital mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi, sekaligus memberikan keuntungan kompetitif bagi para pelaku industri pertanian.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan Bantuan Pangan ke 374.197 KRS di Jawa Timur
"Modernisasi pertanian menjadi andalan pemerintah menghadapi globalisasi. Dengan begitu, diharapkan dapat meningkatkan komoditas pangan dan pendapatan keluarga petani," ucap dia saat menghadiri pembukaan Growtech Jakarta dan ProPak Indonesia yang diinisiasi Pamerindo Indonesia di JIEXPO Kemayoran, Rabu (4/9).
Ia pun berharap kehadiran Growtech Jakarta dapat membantu mengatasi tantangan seperti perubahan iklim dan kebutuhan teknologi pertanian modern.
Pameran yang mengusung konsep, ‘From Farm to Table’ ini akan berlangsung hingga 6 September 2024 mendatang. Pameran ini diharapkan menjadi platform utama bagi para pelaku industri untuk bertemu, berbagi pengetahuan, dan menjalin kemitraan strategis.
Sementara itu, Event Director PT Pamerindo Indonesia Meysia Stephannie menekankan bahwa pameran industri terpadu ini tidak hanya memberikan wawasan tentang teknologi terbaru, melainkan juga solusi praktis yang dapat diadopsi langsung oleh pelaku industri untuk meningkatkan daya saing industri.
"Pameran ini mendukung keberlanjutan industri dengan teknologi yang dapat memperpanjang masa simpan produk (safe life) dan mengurangi dampak lingkungan,” katanya.
Baca Juga: 3,2 Juta Lapangan Kerja Segera Hadir Berkat Transisi Energi, Indonesia Siap?
Laporan dari IPCC menunjukkan bahwa perubahan iklim berpotensi meningkatkan kerusakan tanaman hingga 20% di wilayah pertanian pada tahun 2050, sementara World Resources Institute (WRI) memperkirakan bahwa produksi pangan dunia perlu meningkat hingga 100% untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 9 miliar penduduk dunia di tahun tersebut. Smart Farming 4.0 menjadi solusi kunci dalam menghadapi tantangan ini.
Sejumlah inovasi teknologi menarik akan hadir dalam pameran industri terpadu ini, seperti ‘Drone Sprayer’ yang dipamerkan oleh ALSINTANI, ‘Paper Packaging Maker’ dari PT Hagihara Westjava Industries, dan PT. Lami Packaging yang menampilkan kemasan aseptik pertama tanpa aluminium.
Mindo Sianipar, Ketua Umum Asosiasi Alat dan Mesin Pertanian (ALSINTANI) menjelaskan, kolaborasi antara teknologi sprayer dan drone memungkinkan penyemprotan dilakukan dengan lebih cepat dan tepat, sehingga meningkatkan efisiensi proses pertanian.
Pihaknya berkomitmen terus mendukung upaya setiap anggota dalam meningkatkan level mekanisasi pertanian dengan mengolaborasikan alat dan mesin pertanian dengan teknologi terbaru.
“Pameran industri terpadu ini dapat memberikan gambaran masa depan teknologi pertanian di Indonesia, yang kelak membawa ke era baru dalam efisiensi dan keberlanjutan,” ucapnya.
Sorotan lainnya adalah teknologi pengemasan modern. Produk inovatif ‘Paper Packaging Maker’ dari PT Hagihara Westjava Industries saat ini menjadi satu-satunya produk yang memiliki sertifikasi FSSC 22000, skema sertifikasi keamanan pangan yang diakui Global Food Safety Initiative (GFSI) dengan standar ISO 22000. Hal tersebut membuktikan komitmen perusahaan terhadap standar keamanan pangan internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri