Dakwah di Era Digital Harus Menyejukkan dan Tetap Menjaga Kemajemukan
Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan Chip-In mengenai penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia bernama #MakinCakapDigital 2024 untuk segmen komunitas di Sragen, Jawa Tengah dengan tema "Jaga Persatuan dengan Dakwah yang Menyejukkan di Era Digital" pada Sabtu (7/9/2024).
Kali ini hadir pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2024 yang ahli di bidangnya untuk berbagai bidang antara lain Mantan Anggota DPR RI Bambang Sadono, Digital Campaign Specialist Afif Mas'udi Ihwan, serta Influencer Dakwah Hammad Rosyadi.
Menurut data dari We Are Social dan Kepios pada 2022, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia. Setidaknya 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu delapan jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.
Dengan fakta itu, media digital menurut Bambang Sadono memiliki potensi karena dinilai lebih praktis, cepat, murah, dan efektif dalam menyampaikan pesan. Namun fungsi media digital itu sendiri harus dimanfaatkan untuk hal positif, seperti menyampaikan informasi, media komunikasi, pendidikan, kontrol, serta jadi media dakwah.
Baca Juga: Perkuat Digitalisasi di Aceh, Telkom Resmikan IndigoSpace sebagai Rumah bagi Startup Lokal Aceh
"Saat ini dakwah digital juga menjadi terintegrasi, dengan penggunaan platform media sosial seperti Facebook, YouTube, Instagram hingga TikTok dengan konten menarik, penting, dan harus akurat bisa dipertanggungjawabkan," sebut Bambang.
Namun perlu diingat bahwa media digital juga punya kelemahan, karena rawan terhadap beredarnya hoaks, rawan konflik, penipuan, tindakan asusila, serta judi online. Sementara pesan keagamaan di media digital bisa disampaikan secara personal, kelompok, lintas kelompok, dan karena disampaikan kepada publik harus tetap menjaga kemajemukan dengan toleransi, saling menghargai perbedaan, serta tidak memaksakan kehendak agar menghindari konflik.
"Dengan memperhatikan hal tersebut, indikator keberhasilan dakwah digital pun dapat dilihat dari jumlah interaksi, perubahan persepsi, serta memberi pengaruh positif," imbuh Bambang.
Di kesempatan yang sama, Afif Mas'udi Ihwan mengungkapkan bahwa konten dakwah harus dikemas secara menarik. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian format dan visual yang menarik, bahasanya harus mudah dipahami, serta memberikan cerita yang inspiratif.
Dalam dakwah digital ia juga mengingatkan tentang poin-poin yang harus diperhatikan seperti tujuan dakwah untuk menunjukkan kedamaian dalam Islam dan menghindari kontroversi atau debat, termasuk mengandung ujaran kebencian. "Dakwah itu penting, tapi yang harus dihindari dari dakwah adalah merasa dirinya paling benar, paling suci, dan paling bertakwa, juga hanya sibuk mencari kesalahan orang lain," terang Afif.
Baca Juga: PANDI Rayakan 18 Tahun dengan Komitmen Meningkatkan Literasi Digital dan Inovasi Teknologi
Hammad Rosyadi menambahkan bahwa menjaga toleransi di ranah digital sangat penting dengan tantangan yang harus dihadapi seperti buzzer dan akun penebar kebencian dan permusuhan. "Sebagai pengguna media digital yang cerdas, kita tidak boleh tergesa-gesa dalam menerima kabar atau informasi," katanya.
Selain itu ada peran penyuluh dan tokoh masyarakat agar mengimbau masyarakat untuk meninggalkan penebar kebencian. Para tokoh juga bisa memberikan cara merespons ketika masyarakat dihadapkan pada informasi atau menyampaikan kabar ke orang lain melalui media digital.
Workshop Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Informasi lebih lanjut mengenai gerakan literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: