Pilkada 2024: Pemilih Muda Desak Calon Kepala Daerah Prioritaskan Krisis Iklim
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024 menjadi momen krusial bagi pemilih muda untuk menyuarakan kepedulian mereka terhadap krisis iklim dan dampaknya terhadap lingkungan.
Hal ini disampaikan oleh Elok F. Mutia, Project Lead Pilah Pilih, dalam acara Impactful Leadership Talk: Kepemimpinan dan Keberlanjutan ala Rasulullah SAW, yang diadakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Salman ITB, Bandung, pada Senin (16/9/2024).
Baca Juga: Indonesia Rentan Perubahan Iklim, Transisi Energi Jadi Solusi
Mutia mengungkapkan bahwa berbeda dengan pemilu sebelumnya, saat ini pemilih muda semakin sadar dan kritis terhadap perubahan iklim serta meningkatnya kerusakan lingkungan. Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan oleh Kampanye #PilahPilih pada akhir tahun lalu, yang menunjukkan bahwa 99% anak muda di Jawa Barat merasa khawatir dengan krisis iklim.
Jawa Barat, sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak dan daftar pemilih tetap (DPT) tertinggi di Indonesia, memiliki 35.714.901 pemilih dari total 204.807.222 pemilih nasional atau sebesar 17,6%. Dari jumlah tersebut, lebih dari 52% adalah pemilih berusia muda.
Secara khusus, di Jawa Barat, penanganan sampah plastik dan transportasi publik menjadi isu lingkungan yang harus menjadi agenda utama bagi para calon kepala daerah.
“Pilkada adalah momentum tepat bagi anak muda Jawa Barat untuk mendesak isu lingkungan agar masuk dalam prioritas kebijakan kepala daerah yang nantinya terpilih,” kata Mutia.
Pilah Pilih merupakan kampanye yang bertujuan untuk menggerakkan pemilih muda Muslim agar calon kepala daerah memprioritaskan krisis iklim, terutama transisi energi yang adil, dalam agenda mereka. Kampanye ini adalah bagian dari inisiatif Umat untuk Semesta, yang melibatkan komunitas Islam dalam menangani isu-isu lingkungan berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
Baca Juga: Ini Sejumlah Langkah Indofood Dalam Menghadapi Perubahan Iklim
Pilah Pilih pertama kali diluncurkan secara nasional selama pemilihan presiden dan berhasil melibatkan pemilih muda di seluruh Indonesia dalam isu-isu lingkungan yang penting. Berdasarkan pengalaman tersebut, kampanye ini kini mengadopsi pendekatan yang lebih terlokalisasi, dengan fokus pada daerah kunci seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat, untuk mendorong diskusi terkait energi terbarukan dan aksi iklim.
Penanganan krisis iklim dan persoalan lingkungan, seperti sampah dan transisi energi, menjadi pertimbangan penting bagi generasi muda saat menentukan pilihan kandidat politik, baik pada Pemilu lalu maupun Pilkada mendatang. Survei Pilah Pilih terhadap 1.058 anak muda Indonesia mengungkapkan bahwa 97% anak muda mempertimbangkan isu lingkungan saat memilih calon pemimpin.
“Dengan mengadakan diskusi yang melibatkan anak muda dan menjadikan masjid sebagai pusat berbagi pengetahuan dan pembelajaran, kami berharap semakin banyak pemilih muda di Jawa Barat yang berani menyuarakan pendapat dan ide mereka kepada calon pemimpin daerah dalam Pilkada mendatang,” jelas Mutia.
Baca Juga: Jokowi Sindir Negara Maju Tak Berkomitmen Penuh Hadapi Perubahan Iklim
Sementara itu, Ust. Nur Ihsan Jundullah, yang hadir dalam acara ini, mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan pemimpin yang kehadirannya memberikan rahmat, tidak hanya bagi umat Muslim tetapi juga bagi seluruh alam.
“Bukti teladan kepemimpinan beliau bisa kita lihat dalam penyelesaian perselisihan kabilah-kabilah Quraisy saat meletakkan Hajar Aswad, Perjanjian Hudaibiyah, hingga Piagam Madinah,” katanya.
Dia juga mengajak generasi muda untuk mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam berinteraksi dengan alam.
“Jika kita bisa mengamalkan ajaran beliau, maka alam akan menjaga kita dari kerusakan-kerusakan,” ujarnya.
Sementara itu, Reka Septiani dari Salman Environmental Rangers berharap siapa pun yang terpilih sebagai pemimpin Jawa Barat dan Kota Bandung dalam lima tahun ke depan, memiliki perhatian khusus terhadap pengelolaan sampah.
Baca Juga: Hadapi Perubahan Iklim, OJK Dorong Implementasi Keuangan Berkelanjutan
"Saat ini, Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti yang menampung sampah di Bandung Raya sudah melampaui jumlah ideal. Jika tidak ada kebijakan tegas dari pemerintah dan kesadaran kita untuk mengelola sampah, maka ini akan menimbulkan masalah besar,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar