Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon sangat bergantung pada dukungan dari negara-negara maju, terutama dalam bentuk investasi dan pendanaan yang terjangkau.
Jokowi menjelaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai net zero emissions dan berkontribusi secara global dalam memerangi perubahan iklim, tanpa keterlibatan negara maju, hasilnya tidak akan signifikan.
Baca Juga: Simbol Perlawanan Megawati ke Jokowi Majukan Pramono Anung di Pilkada DKI Jakarta
"Selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema yang meringankan negara berkembang. Tiga hal itu penting menjadi catatan kita semuanya," kata Jokowi, dilansir Jumat (06/09/2024).
Menurut Jokowi, Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam hal penyerapan karbon. Salah satu contohnya adalah hutan mangrove, di mana Indonesia memiliki luas lahan mangrove terbesar di dunia, mencapai 3,3 juta hektar. Hutan ini memiliki kemampuan menyerap karbon hingga 8 sampai 12 kali lebih efisien dibandingkan dengan hutan hujan tropis.
Lebih lanjut, Jokowi menyoroti kontribusi Indonesia dalam membangun kawasan industri hijau seluas 13.000 hektar, yang diharapkan akan menjadi pusat pengembangan energi hijau yang adil dan berkelanjutan. Ia juga menyatakan keterbukaan Indonesia untuk bermitra dengan berbagai pihak dalam rangka memaksimalkan potensi ini.
Baca Juga: Jokowi KO dengan PDIP Ajukan Pramono Anung di Pilkada DKI Jakarta
"Karena kolaborasi bukan pilihan, kemanusiaan bukan opsi melainkan sebuah keharusan dan kewajiban," ujar Jokowi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement