Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) terus mendorong peningkatan investasi subsector perkebunan demi menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam keterangannya, Plt Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, mengungkapkan peran penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045 ditopang oleh investasi yang berfokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pengembangan sektor-sektor strategis lainnya.
Baca Juga: Komitmen Jaga Lingkungan Sawit Berkelanjutan, MUTU International Terima Penghargaan dalam BUNEX 2024
“Subsektor perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, kakao, kopi, dan teh, merupakan komoditas unggulan yang menyumbang devisa besar bagi negara dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan,” kata Heru dalam keterangan yang dikutip Warta Ekonomi dari laman Kementan, Selasa (17/9/2024).
Dalam keterangan yang sama, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun, Ardi Praptono, menyebut bahwa komoditas perkebunan memiliki kontribusi yang signifikan pada PDB Nasional serta merupakan produsen utama global untuk berbagai produk strategis perkebunan seperti kelapa, sawit, dan cengkeh yang merupakan produsen utama nomor satu. Disusul oleh karet, kopi, kakao, pala dan lada.
“Potensi subsektor perkebunan Indonesia menjadi penyumbang nilai ekspor yang terbesar, lebih besar dari migas (data BPS Tahun 2022), dengan jutaan petani kecil terlibat mendorong terciptanya lapangan kerja langsung maupun tidak langsung. Selain itu, sebagai alternatif ketahanan energi pengganti bahan bakar fosil (bioenergi),” jelas Ardi.
Sementara itu, Pejabat Direktorat Deregulasi Penanaman Modal Kementerian Investasi, D. Rizky, dalam keterangan yang sama juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendorong percepatan investasi termasuk di sektor pertanian baik lokal maupun asing melalui berbagai kebijakan yang memudahkan investasi dengan tetap memperhatikan regulasi yang sesuai dengan iklim usaha di Indonesia.
Sebagai informasi, tren investasi perkebunan sejak tahun 2020 hingga Juni 2024 cenderung meningkat dan positif sehingga hal tersebut menjadi salah satu dari penyumbang investasi terbesar.
Prayudi Syamsuri, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian, menilai posisi perusahaan perkebunan saat ini harus dilakukan peremajaan karena cenderung tidak produktif.
Baca Juga: Musim Mas Pamerkan 4 Varietas Baru Sawit yang Mampu Tingkatkan TBS
"Perusahaan benih pasti akan memiliki prospek yang cerah karena banyak yang mencari dan membutuhkan benih unggul. Jangan takut untuk berinvestasi pada subsektor perkebunan maupun menjadi pengusaha dalam bidang perkebunan. Mari kita jadikan perkebunan menjadi landasan ekonomi yang kuat untuk negara kita,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: