Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Moh. Jumhur Hidayat, menyuarakan kekhawatirannya terkait penerapan kebijakan elektrifikasi kendaraan bermotor yang dinilai berpotensi mengakibatkan kehilangan pekerjaan besar-besaran di sektor otomotif.
Jumhur memproyeksikan bahwa kebijakan ini bisa mengancam sekitar satu juta tenaga kerja. Selain itu, menurutnya, industri otomotif Indonesia belum siap untuk transisi besar ke kendaraan listrik, yang juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja akibat kurangnya kesiapan infrastruktur dan teknologi.
Baca Juga: Akan Jalankan Strategi Khusus, Prabowo Siap Rangkul Megawati
Sebagai alternatif, Jumhur menyarankan solusi berupa program penghijauan untuk mengurangi emisi karbon. Ia mengusulkan setiap pabrikan mobil diwajibkan menanam pohon sebagai kompensasi untuk mengurangi dampak lingkungan.
"Misalnya, setiap produksi tiga mobil, wajib menanam satu pohon. Ini justru bisa menambah lapangan kerja sekaligus mengurangi produksi karbon," ungkap Jumhur, dilansir Jumat (20/09/2024).
Ia menegaskan bahwa pandangan ini merupakan input kebijakan yang berbasis pada sains dan pengetahuan, seperti yang dijanjikan oleh pemerintahan baru.
Respon Tim Ekonomi Prabowo
Anggota Dewan Pakar Tim Ekonomi Prabowo, Prof. Dr. Darwin Ginting, menenangkan para pekerja otomotif yang khawatir akan dampak transisi menuju kendaraan listrik. Ia menyatakan bahwa pemerintahan Prabowo tidak berniat mempersulit masyarakat Indonesia dan akan bekerja untuk mengurangi kemiskinan.
"Pemerintah harus mencegah kerusakan lingkungan, dan mobil listrik adalah salah satu upaya untuk mengurangi emisi yang tinggi," ujar Prof. Darwin.
Namun, ia juga menekankan bahwa PHK massal tidak perlu dikhawatirkan, karena kebijakan ini telah dipertimbangkan secara matang.
Sejalan dengan pandangan Darwin, Agung C. Wibowo, Staf Ahli Tim Ekonomi Prabowo, menyampaikan bahwa timnya akan memproses setiap masukan dari berbagai pihak, termasuk KSPSI.
Ia menambahkan bahwa meski elektrifikasi kendaraan belum menjadi prioritas mendesak, pekerja di industri otomotif perlu meningkatkan keterampilan mereka untuk dapat bersaing di era baru teknologi kendaraan listrik.
Baca Juga: Prabowo Bisa Melihat Jokowi Jika Ingin Dicintai Rakyat
Agung juga menjelaskan bahwa penyebab utama polusi di Indonesia bukanlah kendaraan bermotor, dan bahwa Indonesia masih memiliki cadangan kredit karbon yang positif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar