- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Sinar Mas: Kolaborasi Lintas Sektor Kunci Dekarbonisasi di Industri Kelapa Sawit
Sinar Mas Agribusiness and Food, salah satu pemain utama dalam industri perkebunan menegaskan bahwa keberhasilan upaya untuk mengurangi emisi karbon di sektor perkebunan dan kehutanan Indonesia dalam mendorong dekarbonisasi memerlukan kerja sama lintas sektor.
Chief Sustainability & Communication Officer Sinar Mas Agribusiness and Food, Anita Neville, mengatakan bahwa sektor industri perkebunan dan kehutanan optimistis mampu berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi dengan kerja bersama lintas sektor menjadi kuncinya.
Baca Juga: BMKG Siap Turun Bantu Industri Sawit Hadapi Perubahan Iklim, Ini Strateginya
“Kita perlu bergerak cepat dan bersama-sama agar upaya dekarbonisasi dapat diterapkan dan kami telah melakukannya di Sinar Mas Agribusiness and Food. Namun kami tidak bisa melakukannya,” kata Anita dalam keterangannya yang diterima Warta Ekonomi, Senin (7/10/2024).
Anita menyebut jika ke depannya penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung berupa kebijakan pemerintah dan dukungan finansial yang memadai, serta inovasi teknis untuk mencapai tujuan nol emisi secara bersama-sama.
Selain itu, pihaknya juga menilai jika minyak kelapa sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) melalui biodiesel dan pembangkit energi berkelanjutan bisa berkontribusi secara langsung dalam upaya dekarbonisasi.
“Kami melihat peran besar yang dapat dimainkan minyak sawit dalam transisi energi ini. Pasalnya, energi terbarukan adalah bagian penting dari strategi dekarbonisasi kami sendiri,” ungkap Anita,
Saat ini, sambungnya, sebanyak 92% energi yang digunakan dalam bisnis hulu perusahaannya adalah energi terbarukan, dan sebagian besar menggunakan pendekatan sirkular serta mengubah limbah produksi Sinar Mas menjadi energi.
Dalam kesempatan yang sama, Executive Director Sinar Mas Agribusiness and Food, Jesslyne Widjaja menegaskan pentingnya kolaborasi demi meningkatkan produktivitas panen sekaligus mendorong kesejahteraan para petani atau pekebun sawit.
“Dengan peningkatan produktivitas dan pemberdayaan petani kecil dan kebijakan-kebijakan yang tepat, berbagai kelebihan kelapa sawit dalam produksi bahan bakar, energi, dan biomassa berkelanjutan dapat menjadi sebagian jawabannya. Upaya ini tentunya membutuhkan tindakan kolektif,” jelas Jesslyne.
Melalui peta jalan nol emisi, pihaknya mengaku berfokus pada empat hal yakni berkomitmen untuk tidak melakukan deforestasi, merehabilitas lahan gambut yang terdegradasi, mengelola metana dari pabrik pengolahan CPO dan beralih ke energi terbarukan dengan mengubah penggunaan batubara ke biomassa.
Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan program pencampuran bahan bakar B35 di Indonesia melalui penggunaan 12 juta ton biodiesel yang telah mampu mengurangi hingga 30 juta ton emisi gas rumah kaca yang berhasil menghemat devisa sebesar Rp160 triliun dari pengurangan impor bahan bakar fosil. Sementara kelapa sawit sendiri merupakan tanaman penghasil minyak nabati paling produktif dan efisien.
Baca Juga: Ketua APKASINDO: Program Biodiesel Bukan Ancaman, Melainkan Peluang untuk Petani Sawit
“Dengan dukungan lintas sektor beserta kerangka investasi yang tepat, potensi kelapa sawit dapat kita optimalkan utnuk menjawab isu ketahanan pangan, energi, kesejahteraan serta mitigasi perubahan iklim melalui dekarbonisasi,” ucap Jesslyne.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: