Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perusahaan Pengolah Limbah 'Ecofren' Sedot Sampah di Jakarta Hingga 30 Ton per Hari

        Perusahaan Pengolah Limbah 'Ecofren' Sedot Sampah di Jakarta Hingga 30 Ton per Hari Kredit Foto: Ecofren
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Solusi Asri Lestari (ecofren), sebagai anak usaha dari PT Arah Environmental Indonesia mencetak kinerja positif dengan mampu mengolah sampah domestik sebanyak 30 ton per hari di wilayah Jabodetabek. 

        Beroperasi sejak tahun 2022, berbagai perusahaan telah memercayainya untuk mengolah sampah mau pun limbah dari operasional bisnis baik di perusahaan dan wilayah komersil seperti mall, perkantoran dan apartemen.

        ”Dulu kita mulai masih kecil banget, kita masih nobody gitu ya. Tapi selama 3 tahun itu, Alhamdulillah kita bisa progres masuk ke daerah-daerah komersil. Seperti mall, perkantoran, terus juga ada apartemen,” ," kata Direktur Ecofren, Rheza Rumawas kepada Warta Ekonomi pada gelaran Jakarta Running Festival, Sabtu (12/10/2024).

        Baca Juga: Wiralodra, Cara Warga Balongan Jadikan Sampah Bernilai Ekonomi

        Dalam pengolahan sampah ini, perusahaan tak hanya menerapkan ekonomi sirkuler tapi juga menciptakan multiplier effect sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat lewat kemitraan pengolahan sampah mau pun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengolahnya jadi produk hilir seperti kerajinan dan lain sebagainya.

        Teknisnya, sampah yang telah dikumpulkan kemudian disortir kedalam dua kriteria organik dan non organik. 

        ”Untuk yang organik itu kita kerjasamakan untuk biokonversen. Itu (misalnya) jadi pakan magot,” ujar Rheza.

        ”Kalau untuk yang daur ulangnya, biasanya kita kerjasama dengan bank sampah-bank sampah, ataupun memang kita tradingkan kembali lah. Kalau untuk residunya tergantung dari permintaan customer sebenarnya. Kalau memang permintaannya itu adalah untuk zero waste to landfill, kita salurkan kepada mitra yang RDF (Refuse Derived Fuel),” sambungnya.

        Selanjutnya, sampah non organik yang telah diolah juga dimanfaatkan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi jam tangan, tas, baju, gantungan kunci dan lain sebagainya. Di beberapa pameran, ecofren juga kerap mengusung berbagai produk daur ulang sampah mitranya untuk dikenalkan kepada masyarakat.

        Baca Juga: Pionir Pelaksanaan Peta Jalan Pengurangan Sampah, KLHK Apresiasi AQUA untuk Keempat Kalinya

        ”Ini lebih memberi inspirasi kepada masyarakat bahwa apapun yang kita collect di ecofren itu nantinya bisa loh jadi seperti ini,” terang Rheza.

        Rheza meneruskan bahwa ke depan pihaknya juga akan mengeskalasi bisnisnya untuk tidak saja menerima sampah dari operasional bisnis, tapi juga yang berasal dari masyarakat langsung. Hal ini merupakan wujud komitmen ecofren dalam mendukung visi Holding TBS Energi Utama untuk mencapai netral karbon di tahun 2030.

        ”Ke depannya, Insya Allah kita pengennya begitu,” tutup Rheza.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Belinda Safitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: