Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menghadiri acara Bedah Buku “Seberkas Cahaya di Tengah Krisis Sampah Plastik” pada Senin (8/12/2025).
Dalam kesempatan tersebut, dirinya menyoroti peran penting para perempuan yang dinilai berhasil menghadirkan solusi nyata terhadap persoalan sampah plastik dan memberikan kontribusi signifikan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Baca Juga: Industri Kulit Nasional Punya Masa Depan Cerah di Pasar Global
Perjalanan mereka diangkat dalam buku yang merangkum kisah 12 sosok inspiratif dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk 9 perempuan yang menjadi penggerak perubahan di komunitasnya.
“Kami mengapresiasi peluncuran buku ini, karena ini merupakan langkah yang baik dengan mengumpulkan para champion yang bergerak di akar rumput untuk mengolah sampah dan mengubahnya hingga memberikan manfaat ekonomi. Ke depan, inisiatif seperti ini harus menjadi gerakan untuk menciptakan program-program serupa dan bermanfaat bagi lingkungan. Saya yakin, sebenarnya banyak lagi masyarakat, khususnya perempuan yang sudah melakukan aksi nyata di berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Selasa (9/12).
Wamen PPPA menyampaikan melalui peluncuran buku tersebut menjadi momentum bersama dalam mendorong gerakan peduli lingkungan dan meminimalisir dampak perubahan iklim. Komitmen pemerintah dalam mendukung lingkungan hidup telah tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan telah menjadi perhatian di dunia internasional.
Wamen Veronica juga menyampaikan bahwa para perempuan champion yang hadir dalam kegiatan tersebut merupakan representasi nyata gerakan perubahan di tingkat komunitas.
Mereka tidak hanya mengatasi persoalan sampah plastik, tetapi juga berhasil membangun kesadaran kolektif di lingkungan masing-masing melalui edukasi, pendampingan, dan contoh tindakan yang berkelanjutan.
Upaya pengelolaan sampah yang mereka lakukan juga menjadi pintu masuk bagi transformasi yang lebih besar, yakni mewujudkan ketahanan pangan berbasis komunitas melalui praktik ramah lingkungan dan pemanfaatan sumber daya lokal.
“Kami berharap, ujungnya adalah perempuan bisa mengelola kebun pangan lokal yang menjadi bagian dari rantai pasok pangan sesuai kebutuhan pasar. Dalam ekosistem tersebut, perempuan juga memberikan edukasi bagi keluarga tentang pentingnya makanan bergizi, karena merekalah tonggak perubahan di lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Semua upaya itu akan kita integrasikan, mulai dari keluarga hingga pengembangan pangan lokal sebagai sebuah kampung ilmu. Seperti sebuah lingkaran, mulai dari sampah diolah oleh maggot, menjadikan maggot pakan ayam, dan kotoran ayam menjadi pupuk. Apa pun bentuknya, semua akan kita lakukan demi memperkuat ekonomi perempuan,” kata Wamen PPPA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement