Good Doctor mengumumkan pendanaan terbaru dari WhiteCoat, salah satu penyedia layanan kesehatan dan kebugaran terpadu terbesar di Asia Tenggara yang berkantor pusat di Singapura.
Hadirnya WhiteCoat akan semakin memperkuat barisan investor Good Doctor, yang sampai hari ini memiliki Grab, Softbank Vision Fund, dan MDI Ventures sebagai investor.
Ke depan, Good Doctor dan WhiteCoat juga akan melakukan berbagai kerja sama strategis di berbagai area, seperti dalam bidang pengembangan produk, teknologi, layanan preventif dan promotif. WhiteCoat sudah berpengalaman melayani ribuan klien korporat di beberapa negara di Asia, seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.
Good Doctor sendiri merupakan pemimpin pasar telemedisin di Indonesia khususnya untuk segmen B2B2C dengan lebih dari 65 partner perusahaan asuransi, 8 perusahaan TPA (Third Party Administration), lebih dari 3.500 klien korporat, lebih dari 4.000 jaringan partner apotek, dan ribuan partner dokter umum dan dokter spesialis di Indonesia.
Chief Executive Officer PT Good Doctor Technology, Danu Wicaksana, mengatakan Good Doctor sangat menyambut gembira pendanaan dan kerja sama strategis dengan WhiteCoat yang luar biasa.
Ia menegaskan melalui kolaborasi ini, Good Doctor yakin untuk dapat semakin meningkatkan berbagai inovasi digital untuk meningkatkan standar layanannya untuk semua orang di Indonesia, baik dari layanan kuratif maupun layanan promotif dan preventif, yang juga selaras dengan arahan dari Kementerian Kesehatan.
"Langkah strategis ini sejalan dengan visi Good Doctor untuk mewujudkan “Satu Dokter untuk Setiap Keluarga di Indonesia”," tuturnya.
Sementara itu, WhiteCoat Founder & Chief Executive Officer Bryan Koh mengatakan investasi strategis kami akan menciptakan sinergi yang kuat antara WhiteCoat dan Good Doctor, memungkinkan kami memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk mempercepat inovasi kesehatan dan menyediakan akses perawatan yang tak tertandingi bagi lebih dari 270 juta orang Indonesia
"Ini baru permulaan dari cerita kami di Asia Tenggara. Good Doctor yang dipimpin oleh Danu telah menjadi nama besar yang identik dengan perawatan berkualitas di Indonesia. Dengan bekerja sama dengan mereka untuk memanfaatkan teknologi seperti GenAI, kami akan mampu mendorong transformasi dalam layanan kesehatan dengan cara yang bermakna dan terukur," jelasnya.
Grab Country Managing Director Indonesia Neneng Goenadi mengatakan pihaknya terus mendukung misi Good Doctor untuk menghadirkan layanan kesehatan yang lebih mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Kami menantikan inovasi-inovasi selanjutnya dari Good Doctor," pungkasnya.
MDI Chief Executive Officer Donald Wihardja mengatakan sangat mengapresiasi dedikasi Good Doctor dalam menyediakan layanan kesehatan berbasis teknologi yang mudah diakses dan berkualitas tinggi.
"Oleh karena itu, kami mendukung penuh kemitraan Good Doctor dengan WhiteCoat, salah satu grup kesehatan digital terkemuka yang sudah berpengalaman memberikan layanan kesehatan di Asia Tenggara dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Kami yakin kemitraan ini akan memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia," tandasnya.
Sektor telemedisin di Kawasan Asia Tenggara memiliki prospek yang sangat cerah karena banyak tantangan yang berkaitan dengan keragaman geografis, demografis, dan infrastruktur kawasan ini. Dengan demikian, dibutuhkan layanan kesehatan yang lebih mudah diakses, lebih terjangkau, dan efisien. Kebutuhan layanan kesehatan ini dapat dipenuhi oleh telemedisin.
Studi yang diterbitkan firma riset pasar global Meticulous Research menunjukkan pasar telemedisin Asia Tenggara diproyeksikan mencapai 20,3 miliar dolar Amerika pada 2030 dengan compound annual growth rate (CAGR) sebesar 18,6% dari 2024 sampai 2030. Studi ini juga menyebutkan salah satu faktor kunci pendorong pasar yang besar ini adalah pertumbuhan adopsi telemedisin di kawasan ini.
Sebagai salah satu negara di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia diproyeksikan menjadi pangsa terbesar pasar telemedisin di kawasan ini pada 2024 sebagaimana dinyatakan dalam studi tersebut.
Proyeksi ini disebabkan peningkatan penggunaan layanan telekonsultasi, peningkatan penetrasi internet di antara pasien, dan inisiatif yang menguntungkan dari pemerintah Indonesia.
Peningkatan penggunaan layanan telekonsultasi dalam studi tahun 2024 ini sejalan dengan hasil studi terdahulu oleh konsultan manajemen global McKinsey&Company. Berdasarkan data yang dikumpulkan di Indonesia pada Q3 2022, ada perubahan signifikan dalam perilaku perawatan kesehatan di kalangan masyarakat Indonesia.
Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 70% masyarakat berniat untuk terus menggunakan layanan telemedisin bahkan ketika pandemi sudah berakhir. Hasil survei ini juga sangat selaras dengan tren yang terjadi di Good Doctor hingga saat ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: