Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Emas Fisik vs Emas Digital, Mana yang Lebih Menguntungkan?

        Investasi Emas Fisik vs Emas Digital, Mana yang Lebih Menguntungkan? Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Investasi emas adalah pilihan yang populer bagi banyak orang karena dianggap aman dan memiliki potensi keuntungan jangka panjang. Namun, dengan kemajuan teknologi, investor kini dihadapkan pada dua pilihan, yakni emas fisik dan emas digital. 

        Nyatanya, emas fisik maupun emas digital masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Lantas, manakah yang lebih menguntungkan dan lebih pas untuk Anda pilih? Yuk, simak ulasannya berikut ini. 

        Emas Fisik

        Emas fisik merujuk pada emas dalam bentuk batangan, koin, atau perhiasan yang dapat langsung dimiliki dan disimpan oleh investor. Keunggulan emas fisik adalah:

        • Kontrol Penuh: Investor memiliki emas secara langsung dan fisiknya dapat dipegang serta disimpan di tempat yang aman, seperti brankas atau di rumah.
        • Bersifat Universal: Emas fisik dapat diperdagangkan di mana saja tanpa terbatas oleh platform digital atau jaringan internet. Ini menjadikannya aset likuid yang sangat berguna, terutama dalam situasi darurat.
        • Nilai Tahan Lama: Emas fisik tidak bergantung pada platform atau teknologi, sehingga bebas dari risiko platform bangkrut atau diretas.

        Namun, emas fisik juga memiliki beberapa kelemahan:

        • Biaya Penyimpanan dan Keamanan: Menyimpan emas fisik memerlukan keamanan ekstra, seperti brankas pribadi atau jasa penyimpanan di bank, yang bisa membutuhkan tambahan biaya.
        • Kena Pajak: Ketika membeli atau menjual emas fisik, pajak dan biaya lainnya, seperti biaya sertifikat, sering kali diterapkan, yang bisa mengurangi keuntungan.

        Emas Digital

        Emas digital adalah investasi dalam bentuk sertifikat atau saldo digital yang mencerminkan nilai emas yang dimiliki. Investasi ini dilakukan melalui platform fintech atau perusahaan sekuritas. Beberapa keunggulan emas digital meliputi:

        • Transaksi Mudah dan Cepat: Melalui aplikasi, investor dapat membeli, menjual, atau menukar emas kapan saja dan di mana saja tanpa harus pergi ke toko emas.
        • Tanpa Beban Fisik: Emas digital tidak memerlukan ruang penyimpanan fisik atau kekhawatiran akan keamanan barang. Semua dikelola oleh platform dengan sistem keamanan digital yang canggih.
        • Modal Fleksibel: Investor bisa memulai dengan modal kecil, bahkan dalam jumlah pecahan gram yang sangat kecil, sehingga lebih terjangkau.

        Kekurangan emas digital antara lain:

        • Risiko Platform: Karena bergantung pada platform atau aplikasi, emas digital memiliki risiko jika perusahaan platform tersebut bangkrut atau mengalami masalah teknis.
        • Biaya Transaksi dan Pengelolaan: Beberapa platform mengenakan biaya transaksi atau pengelolaan akun yang bisa mengurangi margin keuntungan.

        Emas Fisik vs Emas Digital, Mana yang Lebih Menguntungkan?

        Keuntungan dari kedua jenis emas ini tergantung pada tujuan investasi dan preferensi pribadi. Jika Anda mencari investasi jangka panjang dan ingin memiliki kendali penuh atas emas Anda, emas fisik bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, Anda harus siap dengan biaya tambahan untuk penyimpanan dan keamanan.

        Di sisi lain, emas digital cocok bagi investor yang ingin fleksibilitas, kemudahan transaksi, dan investasi dengan modal kecil. Emas digital juga memungkinkan diversifikasi investasi dengan lebih praktis. Namun, investor perlu memastikan bahwa platform yang digunakan terpercaya dan memiliki jaminan keamanan yang baik.

        Jadi, itulah informasi seputar investasi emas fisik vs emas digital. Sudah tahu mana yang paling tepat untuk Anda pilih?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: