Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dorong Digitalisasi Industri Halal, Bank Indonesia Ungkap Lima Strategi Utama

        Dorong Digitalisasi Industri Halal, Bank Indonesia Ungkap Lima Strategi Utama Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan The 6th Indonesia International Halal Lifestyle (INHALIFE)Conference 2024 dengan mengangkat tema Capitalizing the Global Trends: Digitalization and Technology Transformation in Halal Industry.

        Konferensi INHALIFE yang diselenggarakan pada Kamis (31/10/2024) merupakan salah satu rangkaian perhelatan ISEF 2024 yang berlangsung dari 30 Oktober sampai dengan 3 November 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

        Deputi Gubernur BI, Juda Agung mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama industri halal dunia. Dalam mewujudkan hal tersebut, transformasi digital dan teknologi merupakan kunci bagi kemajuan industri halal Indonesia, di tengah pesatnya perkembangan pasar halal dan digitalisasi di tingkat global.

        Baca Juga: Mayoritas Muslim, Jokowi Sebut Indonesia Miliki Potensi Pasar Industri Halal

        "Komitmen dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan juga berperan penting untuk semakin memajukan industri halal Indonesia bukan hanya dalam mendukung usaha lokal namun juga menetapkan standar tinggi di global," kata Juda Agung.

        Lebih lanjut, Deputi Gubernur, Juda Agung, menyampaikan 5 (lima) strategi utama untuk mendorong digitalisasi industri halal yaitu pemanfaatan platform digital e-commerce untuk memasarkan produk yang telah tersertifikasi halal.

        "Penggunaan pembayaran digital dalam transaksi pembayaran diantaranya QRIS yang dapat membuat transaksi pembayaran menjadi lebih mudah dan inklusif dan pemanfaatan keuangan digital syariah untuk mendorong pembiayaan pada bisnis halal," imbuhnya.

        Strategi lain yang juga ditempuh adalah pemanfaatan halal traceability guna memperkuat ekosistem jaminan produk halal untuk penelusuran bahan produk dari sisi hulu hingga ke tangan konsumen dan sertifikasi​ digital halal melalui pemanfaatan sistem sertifikasi digital menggunakan Artificial Intelligence (AI) agar proses sertifikasi produk dapat lebih cepat dan efisien. 

        Baca Juga: ISEF 2024 Kembali Hadir, BI Luncurkan Empat Inovasi Baru untuk Kemajuan Ekonomi Syariah

        Deputi Gubernur Juda juga menekankan bahwa digitalisasi industri halal tidak hanya terkait pemanfaatan teknologi, namun juga membangun ekosistem produk halal yang terbuka, efisien, dan adil untuk kemajuan industri halal Indonesia.

        Dalam kesempatan tersebut, sebagai wujud nyata pemanfaatan teknologi digital, turut diresmikan Enterprise Resources Planning (ERP) Sistem Informasi Integrated Farming with Technology Information and Society (Infratani) atau disingkat sebagai Simfratani. 

        Simfratani merupakan sistem informasi yang digunakan untuk mendukung program pertanian di Indonesia, khususnya dalam pemantauan dan pelaporan kegiatan tanam dan panen. "Sistem ini bertujuan untuk membantu pemetaan kebutuhan dan produksi pangan, serta memberikan data real-time terkait perkembangan pertanian di berbagai wilayah," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: