Bursa Malaysia Derivatives (BMD) mencatat bahwa harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) masih kuat menanjak pada Senin (4/11/2024) di penutupan perdagangan. Hal tersebut sekaligus menunjukkan reli penguatan selama empat hari berturut-turut.
Adapun faktor reli tersebut ditopang oleh beragam sentiment positif mulai dari kenaikan harga minyak mentah, ekspektasi menguatnya ekspor hingga menurunnya stok.
Baca Juga: Efek Ketegangan Geopolitik: Emas dan Batu Bara Melemah, CPO Justru Menguat
Harga kontrak berjangka CPO untuk November 2024 berdasarkan data BMD naik 8 Ringgit Malaysia menjadi 4.984 Ringgit Malaysia per ton. Sementara kontrak berjangka CPO Desember 2024 angkanya melejit senilai 26 Ringgit Malaysia menjadi 4.940 Ringgit Malaysia per ton.
Beralih ke kontrak berjangka CPO Januari 2025, angkanya terkerek senilai 23 Ringgit Malaysia menjadi 4.891 Ringgit Malaysia per tonnya. Sementara kontrak berjangka CPO Februari 2025 meningkat sebanyak 25 Ringgit Malaysia menjadi 4.833 Ringgit Malaysia per tonnya.
Selanjutnya, untuk kontrak berjangka CPO Maret 2025 tercatat menguat senilia 27 Ringgit Malaysia menjadi 4.753 Ringgit Malaysia per ton. sedangkan kontrak berjangka CPO April 2025, angkanya melesat 21 Ringgit Malaysia menjadi 4.658 Ringgit Malaysia per tonnya.
Dilansir dari laman Bernama, Selasa (5/11/2024), trader minyak sawit David Ng menjelaskan bahwa untuk pengiriman November dan Desember 2024, harga CPO melesat ke atas 4.900 Ringgit Malaysia per tonnya. Kenaikan ini didorong oleh harga minyak mentah dan minyak kedelai yang lebih tinggi.
Tak hanya itu, David juga mengatakan bahwa ekspektasi produksi yang lebih serta menurunnya stok juga turut mendukung sentiment pasar saat ini.
"Kami melihat adanya level support di 4.850 Ringgit Malaysia dan resistance di 5.000 Ringgit Malaysia," katanya.
Sementara itu, Analis Senior Fastmarket Palm Oil Analytics, Sathia Varqa menyatakan, harga CPO telah mencapai level tertinggi baru dalam 28 bulan terakhir.
Baca Juga: Permintaan India dan Tiongkok Terhadap CPO Tinggi, Harga CPO November Turut Terkatrol
"Sentimen bullish di pasar ini didukung oleh ekspor Oktober yang kuat dan produksi yang lebih lemah, dengan stok akhir bulan diperkirakan akan turun lebih rendah," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar