Deputi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Dida Gardera menyatakan bahwa pihaknya ingin agar masyarakat Uni Eropa, khususnya Inggris, mendukung minyak kelapa sawit asal Indonesia. Pasalnya, minyak sawit Indonesia senantiasa menerapkan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan maupun pengolahannya.
Dalam acara Planet 75th di Jakarta, Rabu (6/11/2024), Dida menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk berupaya agar produk aneka pangan maupun agribisnis dapat diterima di Uni Eropa, salah satunya Inggris. Upaya tersebut diwujudkan melalui penerbitan sertifikat keberlanjutan minyak kelapa sawit atau sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Baca Juga: IPOC 2024 Jadi Momentum Kampanye Positif Sawit
“Ini adalah bukti dari keberlanjutan, termasuk bukti sebuah kepercayaan. Jadi produk akhir minyak kelapa sawit bisa diterima. Ini adalah proses yang sedang berjalan,” ucapnya, Rabu (6/11/2024).
Selain itu, Dida juga mengungkapkan bahwa Indonesia membidik pengembangan produk dari komoditas perkebunan lainnya juga seperti kakao yang mana sebagian besar produsennya merupakan petani kecil.
Meskipun dirinya masih belum dapat memastikan apakah Presiden Prabowo Subianto bakal membahas mengenai dukungan Inggris pada kunjungannya ke negara tersebut pada akhir bulan ini, namun Dida menjelaskan bahwa presiden nantinya akan membicarakan berbagai hal strategis yang baik untuk kedua negara.
Dalam kesempatan yang sama, Dominic Jermey selaku Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste pun mengungkapkan bahwa kini saatnya bagi banyak pihak untuk memikirkan kolaborasi dalam transisi energi bersih, membalikkan penurunan keanekaragaman hayati global serta meningkatkan pendanaan iklim secara besar-besaran.
Dominic pun menyambut baik kerja sama antara Inggris dengan Indonesia yang sudah terjalin di berbagai sektor selama kurang lebih 75 tahun hubungan diplomatik antar kedua negara. Termasuk, kesepakatan yang sudah atau akan disepakati di sektor transisi energi bersih.
“Dan ketika Presiden Prabowo datang ke Inggris pada akhir bulan ini, akan ada sejumlah perjanjian yang ditandatangani antara negara-negara kita yang akan menandatangani perhubungan kita, bukan hanya untuk 75 tahun yang lalu, tetapi untuk 75 tahun yang akan datang,” ungkapnya.
Sementara itu, terkait dengan sertifikasi ISPO yang dibentuk tahun 2009 serta diperkenalkan pada 2011 ini mulai diterapkan pada 2012. Tujuannya yakni meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia. Serta, memastikan produksi minyak sawit di Indonesia berkelanjutan dari segi lingkungan, sosial serta ekonomi.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing di Industri Sawit, Teladan Prima Agro (TLDM) Resmikan KCP dan BPP
Selain itu, Indonesia juga telah menerapkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sebagai salah satu bentuk pengakuan internasional atas praktik keberlanjutan dalam industri minyak sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar