PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN) PalmCo telah mempersiapkan berbagai strategis guna mampu berkontribusi ketika pemerintah mewujudkan rencana B40 bahkan B50. Salah satunya yakni rencana pembangunan pabrik biodiesel serta mendorong produksi minyak kelapa sawit (CPO) nasional melalui peningkatan produktivitas sawit rakyat.
“Sebagai proyek strategis nasional dan sesuai arahan Pemegang Saham, PTPN di minta untuk berkontribusi dalam ketahanan pangan dan energi nasional. Salah satunya adalah dengan mengakselerasi pengembangan energi terbarukan,” ujar Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa di Jakarta, seperti di kutip Selasa (12/11/2024).
Baca Juga: Ramai-ramai Analis Dunia Peringati Prabowo Soal Biodiesel, Kenapa?
PTPN IV saat ini tengah mengkaji rencana pembangunan pabrik biodiesel di KEK Sei Mangkei Sumatera Utara dengan kapasitas sebesar 450 ribu ton RBDPO per tahunnya.
“Kita sedang melaksanakan kajian. Rencananya pabrik Biodiesel tersebut akan di operasikan oleh PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN,” ungkap Jatmiko.
Selain itu, pihaknya juga menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun ke depan PTPN IV merencanakan pembangunan beberapa pembangkit biogas dengan total kapasitas 3 juta mmBTU dan Bio CNG berkapasitas sekitar 1,3 juta mmBTU.
Harapannya, pembangunan tersebut bisa mendorong percepatan pengembangan energi terbarukan yang berdampak baik pada lingkungan.
Peran serta PTPN dalam program B35 dan rencana program B40 bahkan B50 yang dicanangkan oleh pemerintah, ungkapnya, anak perusahaan PTPN yakni PT Riset Perkebunan Nusantara beserta unit kerjanya, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, telah berhasil melakukan road test atau uji coba B50 pada kendaraan.
“Sejak April 2019 hingga Juli 2024, Mobil B50 kita telah menempuh lebih dari 170 ribu kilo meter tanpa kerusakan yang berarti. Artinya, jangankan B40, mempergunakan B50 di kendaraan bukanlah suatu kemustahilan,” papar dia.
Dirinya mengakui adanya tantangan mendasar yang harus dihadapi dalam perluasan biodiesel yakni terkait dengan kecukupan produksi minyak sawit dalam negeri. Dia menjelaskan setiap kenaikan 5% blending biodiesel, membutuhkan supply CPO sekitar 2,81 juta KL. B40 secara nasional membutuhkan sekitar 16,08 juta kiloliter, sedangkan B50 membutuhkan 20,11 juta KL RBDPO yang merupakan produk turunan dari CPO.
Baca Juga: Permintaan India dan Tiongkok Terhadap CPO Tinggi, Harga CPO November Turut Terkatrol
“Nah, tentu kita percaya Kebijakan B40 ataupun B50 oleh Pemerintah akan tetap memperhatikan pertumbuhan konsumsi dalam negeri, khusunya industri oleokimia dan minyak goreng. Sehingga supply CPO untuk pangan tidak terganggu dan tetap tumbuh,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: