Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perkembangan Perekonomian Global dan Indonesia hingga 7 November 2024

        Perkembangan Perekonomian Global dan Indonesia hingga 7 November 2024 Kredit Foto: Pixabay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan perkembangan perekonomian Global dan Indonesia sampai dengan 7 November 2024.

        Pertumbuhan ekonomi AS masih cukup baik di Q3 (2,7% yoy), The Fed kembali memangkas suku bunga moneter sebesar 25 bps pada FOMC November. Eropa masih mengalami stagnasi, dengan penurunan suku bunga dari ECB di bulan Oktober (3,4%) dan Bank of England (BoE) di bulan November (4,75%). 

        Baca Juga: Kemenkeu Sampaikan Perkembangan APBN hingga 31 Oktober 2024

        Asia tumbuh kuat, di antaranya Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Singapura, sedangkan pertumbuhan Tiongkok pada Kuartal III terendah sejak pertengahan 2023 (4,6% yoy). Sementara itu, eskalasi di Timur Tengah memicu kekhawatiran akan dampak yang lebih luas terhadap ekonomi global.  

        PMI manufaktur global bulan Oktober 2024 masih di zona kontraksi, namun sedikit membaik dengan level PMI yang naik ke 49,4 (September: 48,8). Mayoritas negara masih mengalami kontraksi, seperti AS dan Eropa yang masih melemah, namun Tiongkok sedikit pulih, sementara India dan Brazil terus melanjutkan ekspansi.

        Harga komoditas global masih fluktuatif. Harga komoditas energi cenderung rendah akibat kekhawatiran ekonomi Tiongkok dan potensi perang dagang pasca kemenangan Trump, sedangkan CPO menguat akibat kekhawatiran pasokan. 

        Sampai dengan 7 November 2024, harga minyak bumi (Brent) turun sebesar 8,2% (mom), -3,5% (ytd) dan -2,1% (yoy), harga gas alam turun 14,6% (mom) dan -21,7% (yoy), namun naik 3,6% (ytd); batu bara turun 5,0% (mom), -3,6% (ytd) dan -25,1% (yoy). Harga CPO naik 10,7% (mom), 41,1% (ytd) dan 4,7% (yoy). Harga komoditas pangan seperti beras turun 4,3% (mom), -16,4% (ytd) dan -1,0 (yoy).

        Lebih lanjut beralih ke Indonesia, ekonomi Triwulan III 2024 tumbuh moderat mencapai 4,95% (yoy), didukung konsumsi rumah tangga yang tumbuh dominan 4,91% dari sisi pengeluaran dan sektor manufaktur yang tumbuh 4,72% dari sisi produksi.

        Inflasi domestik terjaga karena harga pangan yang semakin terkendali. Inflasi Oktober 1,71% (yoy), 0,08% (mom), 0,82% (ytd). PMI Manufaktur Indonesia bulan Oktober masih di zona kontraksi (49,2), sama dibandingkan bulan lalu.

        Pasar keuangan domestik membaik, namun masih dinamis sebagai dampak ketidakpastian global. Per 7 November 2024, secara ytd, nilai tukar Rupiah terdepresiasi sebesar 2,68%. Pasar SBN mengalami inflow sepanjang Oktober sebesar Rp14,98 triliun, namun pada November (s.d. 6 Nov) mengalami outflow sebesar Rp4,12 triliun (mtd). Pasar SBN secara ytd inflow sebesar Rp39,40 triliun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: