Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Neraca Perdagangan Indonesia Oktober 2024 Surplus US$2,48 Miliar

        Neraca Perdagangan Indonesia Oktober 2024 Surplus US$2,48 Miliar Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 kembali mengalami surplus dengan nominal US$2,48 miliar, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya sebesar US$ 3,23 miliar.

        Surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi, yakni US$4,80 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas US$2,32 miliar. 

        Baca Juga: AAI Bakal Bagikan Dividen Minimal 45% dari Laba Bersih, Kapan?

        Sektor migas selama Januari-Oktober 2024 mengalami  defisit US$17,39 miliar, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas US$41,82 miliar, sehingga secara total mengalami surplus US$24,43 miliar.

        Perkembangan Ekspor

        Pada Oktober 2024 nilai ekspor Indonesia mencapai US$24,41 miliar atau naik 10,69 persen dibanding ekspor September 2024. Dibanding Oktober 2023 nilai ekspor naik sebesar 10,25 persen.

        Ekspor nonmigas Oktober 2024 mencapai US$23,07 miliar, naik 10,35 persen dibanding September 2024 dan naik 11,04 persen jika dibanding ekspor nonmigas Oktober 2023.

        Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Oktober 2024 mencapai US$217,24 miliar atau naik 1,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2023. Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$204,21 miliar juga naik 1,48 persen.

        Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Oktober 2024, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$1.046,5 juta (52,67 persen). Sementara yang mengalami penurunan adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$102,0 juta (14,46 persen).

        Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Oktober 2024 naik 3,75 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 23,78 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 8,65 persen.

        Ekspor nonmigas Oktober 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,66 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,34 miliar, dan India US$2,02 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,49 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,32 miliar dan US$1,59 miliar.

        Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Oktober 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$31,52 miliar (14,51 persen), diikuti Jawa Timur US$21,44 miliar (9,87 persen) dan Kalimantan Timur US$20,86 miliar (9,60 persen).

        Perkembangan Impor

        Pada Oktober 2024 nilai impor Indonesia mencapai US$21,94 miliar, naik 16,54 persen dibandingkan September 2024 atau naik 17,49 persen dibandingkan Oktober 2023.

        Impor migas Oktober 2024 senilai US$3,67 miliar, naik 44,98 persen dibandingkan September 2024 atau naik 14,32 persen dibandingkan Oktober 2023.

        Impor nonmigas Oktober 2024 senilai US$18,27 miliar, naik 12,13 persen dibandingkan September 2024 atau naik 18,14 persen dibandingkan Oktober 2023.

        Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas Oktober 2024, hanya golongan mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mengalami penurunan senilai US$62,1 juta (2,09 persen) dibandingkan September 2024. Sementara golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mengalami peningkatan terbesar senilai US$590,1 juta (29,20 persen).

        Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Oktober 2024 adalah Tiongkok US$6,43 miliar (35,19 persen), Jepang US$1,50 miliar (8,22 persen), dan Singapura US$1,09 miliar (5,96 persen). Impor nonmigas dari ASEAN US$3,40 miliar (18,61 persen) dan Uni Eropa US$1,07 miliar (5,88 persen).

        Seluruh nilai impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari–Oktober 2024 mengalami peningkatan terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Golongan bahan baku/penolong meningkat tertinggi senilai US$7.210,2 juta (5,40 persen), diikuti barang modal US$1.514,2 juta (4,69 persen) dan barang konsumsi US$888,9 juta (5,08 persen).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: