Punya Potensi Besar, Indonesia Dukung Pertumbuhan Pasar Kredit Karbon
Indonesia terus berkomitmen mendukung pertumbuhan pasar kredit karbon di Asia-Pasifik. Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam Dialog Pemimpin APEC dengan Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) pada Jumat, (15/11) lalu di Lima, Peru.
"Kami memandang pasar kredit karbon yang saling terhubung di kawasan Asia-Pasifik merupakan hal yang penting dalam mendukung menuju transisi energi bersih dan berkeadilan. Hal itu tidak hanya bermanfaat bagi kawasan, tetapi juga Indonesia," kata Mendag Budi.
Baca Juga: TBS Energi Utama Tbk Pangkas Emisi Karbon hingga 80% dari Langkah Ini
Pada forum ini, diskusi juga menyoroti potensi Indonesia untuk mengembangkan bursa perdagangan karbon dan kredit karbon yang saling terhubung di tingkat regional. Diketahui, jumlah kredit karbon Indonesia mencapai 577 juta ton karbon. Olehnya itu, perlu optimalisasi dan interoperabilitas bursa perdagangan karbon untuk mendatangkan manfaat besar bagi Indonesia.
Para perwakilan dunia usaha pada forum tersebut pun menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat potensial dan menarik bagi investor. Di dalam negeri, Indonesia sangat fokus dengan target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara domestik dan 43,2 persen melalui kolaborasi internasional. Di sektor kehutanan, Indonesia berhasil mengurangi tingkat kebakaran hutan hingga 82 persen.
Deforestasi hutan di Indonesia pun mencapai tingkat terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia juga merestorasi ekosistem hutan mangrove yang berperan dalam menyerap dan menyimpan karbon. Selain itu, Indonesia memiliki lebih dari 20 persen total area mangrove dunia sebesar 3,3 juta hektare.
Baca Juga: Dukung Gaya Hidup Sehat, Nippon Paint Bikin Cat yang Mengandung Karbon Aktif
Salah satu bukti komitmen Indonesia dalam perdagangan karbon terefleksikan dalam kebijakan nasional Indonesia, yaitu melalui pembentukan Badan Karbon Nasional. Tujuannya adalah meningkatkan partisipasi pada sektor publik dan swasta dalam penanggulangan dampak perubahan iklim.
Mendag Budi juga menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah meluncurkan bursa karbon pada 26 September 2023. Bursa karbon diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi langsung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia bergerak progresif memulai kebijakan pasar karbon dari dalam negeri. Ke depannya, Indonesia pun diharapkan dapat mendukung pasar kredit karbon yang terhubung dengan ekonomi-ekonomi APEC.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: