Miftah Maulana Habiburrahman telah mengundurkan diri dari Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Pria yang akrab disapa Gus Miftah itu mundur setelah dihujat netizen karena dinilai merendahkan penjual es teh bernama Sunhaji.
Pakar komunikasi dan konsultan politik Irfan Asy'ari Sudirman Wahid atau yang biasa dikenal dengan nama Ipang Waid menilai sikap Gus Miftah menunjukkan jiwa kesatria.
"Terlepas dari penyebabnya yang kita semua sudah tahu, GM (Gus Miftah) memberikan contoh baik untuk memilih mundur atas inisiatif sendiri," kata Ipang Wahid dikutip dari akun Instagram miliknya, Sabtu, 7 Desember 2024.
Ipang Wahid juga yakin bahwa Gus Miftah akan terus melanjutkan perjuangan dakwahnya meski berada di luar lingkaran pemerintah. Gus Miftah akan selalu menjadi Gus Miftah yang dikenal sebagai pendakwah di kolam yang keruh.
"Gus Miftah sohib saya, selamat kembali berjuang di luar sistem bro. Jangan pernah berkurang cintamu pada negeri ini dan pada umat. Kalau mau dikurangi, cukuplah candaan nyeplos dan hardcoremu saja. I got your back, bro!" katanya.
Menurut pakar komunikasi dan konsultan politik tersebut, paling tidak ada dua hikmah dan pembelajaran yang bisa dipetik dari polemik Gus Miftah ini.
"Pertama adalah untuk selalu menjaga lisan. Kedua, bahwa semua kebaikan dari Allah ini bukan karena hebatnya kita, tapi karena Allah tidak membuka aib kita," katanya.
Ipang Wahid mengaku sudah berkawan dengan Gus Miftah sejak lama. Dia tahu betul karakter asli pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji tersebut. Terlepas dari kontroversi, lanjut Ipang Wahid, dia tetap banyak belajar dari Gus Miftah. Setidaknya ada tiga hal yang ditangkap Ipang Wahid dari sosok Gus Miftah. Yakni 3N (Nyentrik, Nyeplos, Nyawer).
Di mata Ipang Wahid, Gus Miftah adalah sosok yang nyentrik. Tidak hanya penampilannya, tapi juga gaya bicaranya sebagai pendakwah yang besar dari jalanan dan banyak berinteraksi dengan kalangan preman, buruh kasar, hingga pekerja seks komersial.
Ipang Wahid kerap ikut menghadiri pengajian Gus Miftah di berbagai tempat. Mulai dari pengajian di gang-gang sempit, hotel mewah, rumah mega influencer, hingga kawasan lokalisasi di Pasar Kembang (Sarkem), Yogyakarta.
Selama mengikuti pengajian tersebut, Ipang Wahid paham betul bahwa sosok Gus Miftah adalah orang yang bicaranya Nyeplos.
"Gaya bicaranya ya begitu. Nyablak, spontan dan terkadang terdengar kasar," beber Ipang Wahid.
Ipang Wahid bukannya tak pernah merasa risih dengan gaya bicara Gus Miftah tersebut. Dia juga sering mengingatkan Gus Miftah agar tidak terlalu melampaui batas.
"Kadang saya sendiri jengah dan mengingatkan GM untuk nggak cross the line. Tapi ya mungkin karena ‘pendakwah jalanan’ tadi, makanya kebiasaan itu terkadang masih suka nyeplos. Inilah pula yang kemudian membuatnya trending sejagad medsos selama 4 hari nonstop!" ujar keponakan Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut.
Karakter Gus Miftah terakhir yang betul-betul dimaknai dalam oleh Ipang Wahid adalah Nyawer. Artinya, selama ini Ipang Wahid melihat Gus Miftah sering bersedekah dengan caranya sendiri.
Mulai membagikan sembako untuk ribuan jemaah dan ribuan kiai kampung yang hadir di pengajiannya, memberangkatkan ratusan orang untuk beribadah umrah, hingga menampung santri di pondoknya yang kebanyakan mantan-mantan preman tanpa dipungut biaya sepeser pun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: