Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dampak Penggunaan AI pada Industri Berisiko Tinggi, Dss+: Teknologi Seperti Pisau Bermata Dua

        Dampak Penggunaan AI pada Industri Berisiko Tinggi, Dss+: Teknologi Seperti Pisau Bermata Dua Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan konsultan keselamatan pekerja segala bidang mulai dari tambang, FnB, migas, hingga kimia, Dss+ menyebut penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) sangat mempermudah perkembangan perusahaan, namun di sisi lain kehadirannya juga justru menjadi ancaman yang berbahaya bagi perusahaan itu sendiri.  

        Managing Director, Asia Pacific, Dss+ Srinivasan Ramabhadran mengatakan, kehadiran AI cukup membantu efisiensi kerja perusahaan yang jika dikerjakan secara manual dapat memakan waktu yang lumayan lama dan menelan anggaran besar, tetapi di sisi lain AI juga mengancam perusahaan itu sendiri apabila penggunaannya tidak dibarengi dengan penguatan siber yang berlapis. 

        "Ibarat dua mata pisau, penggunaan teknologi bisa baik bisa saja buruk. Kita bisa memanfaatkan dengan mengefisiensi, tapi satu sisi sangat berbahaya," kata Srinivasan Ramabhadran  di Jakarta Kamis (12/12/2024). 

        “Karena itulah penggunaan teknologi harus disertai keamanan siber yang ketat dan berlapis," tambahnya. 

        Srinivisan menyebut sejumlah klien Dss+ di Indonesia sudah menerapkan penggunaan AI untuk meningkatkan kinerja perusahaan, mereka memakai teknologi tersebut untuk mendeteksi jaringan kebocoran pipa atau pembukuan keuangan. Perlu diketahui klien Dss+ sangat beragam mulai perusahaan swasta hingga perusahaan milik pemerintah yang bergerak diberbagai bidang. 

        Baca Juga: Mengenal ChainBank, Bank Digital Web3 yang Terintegrasi Blockchain

        "Bayangkan bila menggunakan manual tentunya membutuhkan waktu lama," ujarnya. 

        Srinivasan kembali mengingatkan agar perusahaan terus mengedepankan keselamatan kerja. Sebab, kerugian hingga hilangnya kepercayaan akibat kelalaian kerja tidak bisa disepelekan. 

        "Karena itulah kita hadir, bagaimana mengefisiensi keselamatan kerja dengan pandangan keuangan perusahaan dan regulasi pemerintah," pungkasnya. 

        Operational Excellence Director Global DSS+, Duncan Munro menambahkan bila dalam menyusun aturan keselamatan pekerja di sebuah perusahaan dirinya selalu melibatkan pekerja. Sebab, menurutnya mereka yang lebih mengetahui segala operasi perusahaan. 

        "Selain itu kami juga menggabungkan regulasi dan teknologi untuk menciptakan aturan keselamatan kerja bagi sebuah perusahaan," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: