Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        2025 Dimulai, Harga Minyak Global Langsung Meroket

        2025 Dimulai, Harga Minyak Global Langsung Meroket Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak mentah dunia mencatatkan kinerja yang apik saat mengawali perdagangan pertamanya di 2025. Tercatat, harga komoditas ini melonjak lebih dari 2% di Kamis (2/1).

        Dilansir Jumat (3/1), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik US$1,62 atau 2,3% ke US$73,34 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara Minyak Brent untuk pengiriman Februari naik US$1,47 atau 2% menjadi US$76,11 per barel, di London ICE Futures Exchange.

        Baca Juga: Zona 9 Subholding Upstream Pertamina Catat Peningkatan Produksi Minyak dan Gas di 2024

        Optimisme terhadap pemulihan ekonomi dan permintaan akan minyak menjadi motor penggerak harga minyak kali ini. China yang merupakan salah satu importir terbesar minyak baru-baru ini memberikan angin segar untuk investor minyak.

        Presiden Xi Jinping menyatakan berkomitmen untuk menerapkan kebijakan yang lebih proaktif guna mendorong pertumbuhan pada 2025. Hal ini memberikan sedikit harapan untuk ekosistem global.

        Data aktivitas pabrik negara tersebut baru-baru ini menunjukkan pertumbuhan pada bulan lalu (Desember) meskipun lebih lambat dari ekspektasi.Hal ini dipandang sebagai sinyal bahwa pemerintah akan mempercepat langkah-langkah stimulus untuk mendukung ekonomi di China

        Situasi geopolitik juga turut ikut andil dalam pergerakan harga minyak. Rusia baru-baru ini menghentikan ekspor gas melalui Ukraina setelah kontrak transit berakhir pada 31 Desember. Meskipun Uni Eropa telah mengamankan pasokan alternatif, jalur TurkStream tetap menyediakan gas untuk Hongaria.

        Baca Juga: Harga Minyakita Melambung Tinggi, PKB Protes ke Pemerintah

        Adapun Survei Reuters memproyeksikan harga minyak tetap tertekan di kisaran US$70 per barel. Faktor utama adalah lemahnya permintaan dari China dan meningkatnya pasokan global yang mengimbangi upaya OPEC+ untuk menstabilkan pasar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: