Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal kritik terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, kritik yang terlalu dini justru menunjukkan ketidaktahuan akan esensi program ini.
“Pikiran Presiden Prabowo untuk bikin makan bergizi itu, kalau ada yang kritik-kritik, sebenarnya jangan cepat-cepat ngeritik, tunggu lihat dulu. Kita ini kadang-kadang sok tahu, padahal waktu dia pejabat, dia juga maling juga,” ujar Luhut saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/01/2025).
Luhut menekankan bahwa MBG merupakan langkah nyata penerapan konsep Ekonomi Pancasila yang diperkenalkan oleh Profesor Mubyarto dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Program ini bertujuan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak, sekaligus menggerakkan roda ekonomi pedesaan.
Baca Juga: BLT Era Jokowi Rp500 Triliun Hanya Tersalurkan 50%, Luhut Siapkan GovTech di Era Prabowo
“Lihat muka anak-anak yang makan itu, mereka mungkin banyak yang jarang makan ayam, jarang makan telur, sekarang makan,” tambah Luhut.
Program MBG, lanjutnya, bukan sekadar pemberian makanan bergizi, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi lokal. Luhut mencontohkan bahwa kebutuhan ayam dan telur untuk program ini akan dibeli langsung dari peternak lokal, yang otomatis membantu perekonomian masyarakat desa.
“Ini akan terjadi perputaran ekonomi nanti di desa itu, harus beli ayam, beli telur, dan sebagainya. Ini yang disebut Profesor Mubyarto dari UGM, ekonomi Pancasila. Jadi sebenarnya, tanpa kita sadarin, kita mulai mengimplementasikan apa itu ekonomi Pancasila,” jelasnya.
Baca Juga: Luhut Turun Gunung, Kebijakan Proteksionis Trump Ancam Perekonomian Indonesia
Selain MBG, pemerintah di era Presiden Prabowo juga melanjutkan pengucuran Dana Desa, dengan rata-rata Rp 1,1 miliar per desa per tahun. Luhut meyakini, Dana Desa bersama program MBG telah menjadi katalisator penting dalam pengentasan kemiskinan, khususnya di wilayah pedesaan.
Ia menegaskan bahwa upaya ini sejalan dengan visi Ekonomi Pancasila, yang bertumpu pada prinsip gotong royong dan pemberdayaan masyarakat lokal. “Ini bukan hanya soal makan bergizi, tapi soal bagaimana kita memberdayakan masyarakat kita sendiri,” pungkas Luhut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri