Kredit Foto: Antara/Sulthony Hasanuddin
European Central Bank (ECB) mengungkapkan kekhawatirannya terkait dengan ancaman perang dagang yang semakin memasnas antara China dan Amerika Serikat (AS). Hal ini akibat saling lempar kebijakan tarif antara kedua negara yang berpotensi merugikan Eropa.
Anggota Dewan ECB, Piero Cipollone menyatakan bahwa ancaman perang dagang dapat memicu gejolak inflasi untuk semakin tinggi. Hal tersebut dapat memaksa bank sentral untuk kembali menurunkan suku bunga yang kini tengah berada dalam kisaran 2,75%.
Baca Juga: Euforia Bursa Eropa, Investor Optimis Menyusul Kawasan Masih Bebas Ancaman Tarif
"Trump dikhawatirkan akan terlibat dalam perang dagang penuh dengan China," ungkap Cipollone, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (7/2).
Cipollone mengungkapkan perang tarif dapat memicu kedua negara untuk mencari pasar baru terhadap komoditas mereka. China misalnya bisa saja mengirim banjir produk-produk diskon yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi regional suatu negara yang menjadi sasaran pasar barunya termasuk Eropa.
"Ini adalah ancaman yang lebih serius karena China memiliki 35% kapasitas manufaktur dunia," Jelas Cipollone.
Cipollone di sisi lain, tak terlalu pusing dengan ancaman kebijakan tarif yang ditujukan ke Eropa. Menurutnya, industri regional bisa menyerap sebagian kenaikan biaya akibat tarif dengan mengorbankan sebagian margin keuntungan dari penjualan ke AS.
Ia juga yakin meski pasar dunia dilanda ketidakpastian akibat ancaman perang dagang, hal itu tidak cukup untuk memicu resesi, terutama karena sektor-sektor lain dalam ekonomi menunjukkan ketahanan, khususnya di Eropa.
Baca Juga: Uni Eropa Ingin Segera Bicara Empat Mata dengan Donald Trump
"Kami mungkin tidak sedang booming, tetapi saya sama sekali tidak yakin akan terjadi resesi," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar