Kredit Foto: Istimewa
Bank DKI menutup tahun 2024 dengan kinerja keuangan yang solid dan fundamental bisnis yang semakin kuat. Laba bersih perusahaan tercatat mencapai Rp779 miliar, mencerminkan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan. Menghadapi 2025, Bank DKI optimistis dapat tumbuh lebih agresif dengan strategi yang berfokus pada digitalisasi, efisiensi operasional, dan pengembangan produk inovatif.
“Kami telah mengambil langkah-langkah strategis sepanjang tahun 2024 untuk memperkuat fundamental bisnis, dan ini akan menjadi landasan bagi pertumbuhan yang lebih agresif di tahun 2025. Inovasi layanan, ekspansi ekosistem bisnis, serta peningkatan efisiensi operasional akan menjadi prioritas kami untuk mempercepat akselerasi bisnis Bank DKI,” ujar Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto.
Baca Juga: Sinergi Bank DKI dan BP Tapera Hadirkan Perumahan Terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Salah satu pendorong utama pertumbuhan Bank DKI adalah segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang mencatat kenaikan 15,47% secara tahunan (YoY), mencapai Rp2,22 triliun per akhir 2024 dari Rp1,93 triliun di tahun sebelumnya. Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, menegaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari strategi mitigasi risiko yang lebih baik serta inovasi digital untuk mendukung sektor UKM.
“Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Bank DKI dalam membangun fondasi bisnis yang lebih tangguh. Dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian, kami terus mengakselerasi pertumbuhan kredit dan pembiayaan, terutama di sektor UKM, yang memiliki potensi besar dalam menopang perekonomian daerah. Kami optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan positif ini di tahun-tahun mendatang,” kata Agus.
Baca Juga: Bank DKI dan PAM Jaya Perkuat Sinergi untuk Digitalisasi Pembayaran
Selain UKM, kredit dan pembiayaan konsumer juga tumbuh 5,85%, mencapai Rp23,39 triliun dibandingkan dengan Rp22,10 triliun di tahun sebelumnya. Kualitas kredit tetap terjaga dengan NPL Gross sebesar 2,54% dan NPL Nett sebesar 1,06%, menunjukkan disiplin manajemen risiko dan strategi pengelolaan aset yang efektif. Bank DKI juga memperkuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dengan rasio 173,20%, menegaskan ketahanan permodalan yang solid.
Dari sisi penghimpunan dana, Bank DKI berhasil meningkatkan total Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp64,08 triliun dari Rp63,63 triliun di tahun sebelumnya. Rasio Current Account Saving Account (CASA) tetap kuat di level 43,70%, mencerminkan strategi optimalisasi dana murah guna menjaga efisiensi biaya dana (Cost of Fund). Likuiditas Bank DKI pun tetap sehat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 82,99%, memastikan fleksibilitas ekspansi kredit tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: