Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efek Perang Dagang, Bursa Asia Dihantui Ancaman Pelemahan Ekonomi Raksasa Global

        Efek Perang Dagang, Bursa Asia Dihantui Ancaman Pelemahan Ekonomi Raksasa Global Kredit Foto: Reuters/Aly Song
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia kembali mengalami koreksi yang signifikan dalam perdagangan di Selasa (11/3). Pasar diliputi kekhawatiran yang cukup besar terhadap potensi resesi hingga ketidakpastian ekonomi akibat ancaman perang dagang dari Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari CNBC International, Rabu (12/3), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia. Mayoritas indeks tercatat melemah secara signifikan:

        • Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,64% menjadi 36.793,11.
        • Topix (Jepang): Melemah 1,11% menjadi 2.670,72.
        • Kospi (Korea Selatan): Melemah 1,28% ke 2.537,60.
        • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 0,60% ke 721,50.
        • Hang Seng (Hong Kong): Stabil dalam kisaran 23.782,14.
        • CSI 300 (China): Naik tipis 0,32% ke 3.941,42.
        • Shanghai Composite (China): Menguat 0,41% ke 3.379,83.

        Mayoritas Bursa Asia melemah menyusul kekhawatiran pasar terkait dengan memanasnya perang dagang sampai dengan potensi pelemahan ekonomi dari China dan Amerika Serikat (AS).

        Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini kembali memicu ketegangan dengan mengkritik balik reaksi pasar soal kekhawatiran terkait dengan potensi resesi sampai perlambatan ekonomi akibat kebijakan tarif.

        Hal tersebut membuat pasar semakin kekhawatir, apalagi kekhawatiran pasar bahkan dicap sebagai omong kosong belaka. Di sisi lain, Amerika Serikat juga dihadapkan kepada potensi government shutdown.

        Dari China, pelaku pasar tetap berhati-hati menjelang pengumuman kebijakan utama setelah berakhirnya pertemuan tahunan dari Parlemen Beijing.

        Investor tengah menunggu kebijakan-kebijakan seperti stimulus fiskal untuk meningkatkan konsumsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah melambat di China.

        Baca Juga: Di China, Penjualan Mobil Naik Tipis 1,3 Persen

        Namun demikian, kekhawatiran atas permintaan domestik yang lemah, tekanan deflasi yang terus-menerus, serta ketegangan ancaman perang dagang yang meningkat terus menekan ekonomi dari China.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: