
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan bahwa penggunaan QR code dalam pembelian Pertalite akan diperketat menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.
"Kalau untuk (mobil) menggunakan Pertalite itu berarti menggunakan QR code, tapi kalau masyarakat yang menggunakan Pertamax justru tidak perlu scan QR code," ujar Yuliot Tanjung di BPH Migas, Jakarta, Senin (17/3/2025).
Guna memudahkan transaksi bagi para pemudik saat Idulfitri, pemerintah bersama Pertamina memastikan bahwa QR code dapat digunakan di sepanjang jalur mudik.
Baca Juga: Buntut Korupsi Pertalite Harga Pertamax, DPR Akan Panggil Bos BUMN dan Pertamina
Baca Juga: Kepala BPH Migas Sebut Komsumsi Pertalite dan Pertamax Meningkat Di Atas 11% saat Idul Fitri
"Jadi, QR code yang mereka (pelanggan) miliki bisa digunakan di seluruh daerah untuk jalur mudik," tutup Yuliot.
Pengetatan pembelian Pertalite dilakukan untuk menghindari kebocoran subsidi. Pasalnya, sejak isu pencampuran Pertamax (RON 92) merebak di publik, sekitar 5% dari total konsumen Pertamina beralih menggunakan Pertalite (RON 90) sebagai bahan bakar kendaraannya. Hal ini disampaikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi Cilegon, Kamis (13/3/2025).
Meningkatnya konsumsi Pertalite dikhawatirkan akan menguras lebih cepat anggaran subsidi yang telah dialokasikan pemerintah. Di sisi lain, penjualan Pertamax yang menurun berpotensi mengurangi pendapatan Pertamina.
Baca Juga: Perkebunan Sawit Bukan Penyebab Terjadinya Pemanasan Global
Baca Juga: Kelapa Sawit, Tanaman Minyak Nabati Paling Hemat Penggunaan Pupuk
Sebagai informasi, kuota subsidi BBM tahun 2025 telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPH Migas No. 66/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024. Dalam keputusan tersebut, pemerintah menetapkan kuota penyaluran BBM bersubsidi jenis RON 90 atau Pertalite sebesar 31,1 juta kiloliter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri