Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perkuat Kerja Sama, Indonesia-Turki Targetkan Transaksi Perdagangan USD10 Miliar

        Perkuat Kerja Sama, Indonesia-Turki Targetkan Transaksi Perdagangan USD10 Miliar Kredit Foto: Ekon.go.id
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Turki, perhatian tak hanya tertuju pada pertemuan bilateral dengan Presiden Recep Tayyip Erdoğan atau partisipasi beliau sebagai pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum, namun juga pada langkah konkret yang dilakukan untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.

        Salah satunya melalui Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting yang digelar di Ankara dan Antalya. Dalam kegiatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hadir mewakili Presiden RI dan menyampaikan sambutan utama.

        Forum bergengsi yang diinisiasi oleh KADIN Indonesia bersama The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEIK) ini berhasil menghimpun lebih dari 50 pemimpin bisnis dari berbagai sektor strategis, mulai dari pertahanan, teknologi, konstruksi, hingga industri kesehatan, energi, farmasi, serta pendidikan vokasi dan pengembangan SDM.

        Baca Juga: Lanjutkan Lawatan di Turkiye, Presiden Prabowo Tiba di Antalya

        Forum ini menjadi bukti nyata komitmen kedua negara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bersama di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Dalam sambutannya, Menko Airlangga menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Turki.

        “Indonesia dan Turki perlu memperkuat kerja sama ekonomi serta melihat potensi yang masih sangat besar antara kedua negara, di tengah ketidakpastian global dan tren proteksionisme yang baru saja dilakukan oleh Amerika Serikat,” ungkapnya. 

        Tahun 2025 akan menjadi momen bersejarah karena menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki. Momentum ini dimanfaatkan sebagai titik tolak untuk memasuki tahap kerja sama lanjutan, termasuk percepatan implementasi limited preferential trade agreement yang dinilai sangat mendesak.

        Kesepakatan ini dirancang agar kedua negara dapat fokus pada pembebasan tarif dan hambatan non-tarif bagi sejumlah produk utama dengan proses negosiasi yang lebih ringkas.

        Perdagangan antara Indonesia dan Turki tercatat mencapai sekitar USD2,4 miliar pada tahun 2024 dan kedua kepala negara telah menargetkan peningkatan signifikan hingga USD10 miliar. Dengan dasar ekonomi yang stabil dan tingkat konsumsi domestik yang tinggi, baik Indonesia maupun Turki dipandang memiliki pondasi kuat untuk meraih target tersebut.

        "Turki melihat Indonesia sebagai mitra utama dan hub bagi perdagangan di kawasan ASEAN," kata Deputi Menteri Perdagangan Turki Ozgur Volkan Agar. 

        Baca Juga: Presiden Prabowo Tegaskan Indonesia dan Turkiye Harus Jadi Kekuatan Positif Dunia Islam dan Global South

        Di sisi lain, Turki juga diposisikan sebagai gerbang potensial bagi Indonesia untuk memasuki pasar Uni Eropa. Kolaborasi yang erat ini sekaligus mendukung percepatan penyelesaian negosiasi Indonesia-European Union CEPA.

        Turki sendiri telah menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan Malaysia dan Vietnam, yang menjadi acuan bagi urgensi penyelesaian kesepakatan dengan Indonesia.

        Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki, Ibrahim Yukmali, turut menyoroti potensi kerja sama di sektor agrikultur. “Ada potensi produk pertanian Turki untuk bisa masuk ke pasar Indonesia, dan sebaliknya Turki juga terbuka terhadap ekspor produk pertanian dan kehutanan Indonesia ke pasar Turki,” jelasnya.

        Produk-produk ini diyakini dapat menjadi bahan baku penting bagi industri makanan dan minuman serta sektor kerajinan di Turki. Ia pun menekankan bahwa kecenderungan proteksionisme yang kini diambil sejumlah negara justru bisa menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi global.

        Oleh karena itu, kerja sama terbuka seperti yang dibangun antara Indonesia dan Turki akan memainkan peran penting dalam menjaga dinamika perdagangan dunia.

        Turut hadir mendampingi dalam Turkiye-Indonesia CEO Roundtable Meeting tersebut di antaranya yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi, dan Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: