Demi Hindari Tarif Trump, Warga AS Serbu Aplikasi Belanja Asal China
Kredit Foto: Unsplash/Gilles Lambert
Aplikasi e-commerce asal Tiongkok, DHgate, mendadak melejit di Amerika Serikat setelah sejumlah video viral di TikTok mengungkap produk mewah tiruan dengan harga sangat murah. Fenomena ini muncul di tengah memanasnya perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia.
DHgate—dikenal dengan nama Dunhuang di Tiongkok dan dijuluki Little Yellow App oleh para pembelinya—melonjak ke posisi kedua dalam daftar aplikasi gratis di App Store AS pada Selasa, hanya terpaut satu peringkat dari ChatGPT. Sebelumnya, aplikasi ini berada jauh di bawah posisi ke-200, menurut data Sensor Tower.
Lonjakan popularitas tersebut dipicu oleh video-video TikTok dari produsen Tiongkok yang mengklaim memasok merek-merek mewah global. Salah satu video yang beredar luas, awalnya diunggah oleh pengguna “bagbestie1”, menyebutkan bahwa lebih dari 80 persen tas mewah diproduksi di Tiongkok sebelum dikemas ulang dan dijual ke luar negeri. Akun tersebut kini tidak tersedia.
Baca Juga: Trump Ngamuk! China Kini Kena Tarif Hingga 245%
“Tidak ada yang tidak bisa dibuat oleh pabrik di Tiongkok,” ujar pengguna TikTok “lunasourcingchina” dalam salah satu videonya. Ia menunjukkan pabrik-pabrik di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, yang disebut memasok merek-merek seperti Brooks Brothers, Tommy Hilfiger, dan Hugo Boss. Video itu telah ditonton lebih dari 3,5 juta kali dalam tiga hari.
Popularitas TikTok ini mencuat bersamaan dengan eskalasi ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok. Pemerintah Tiongkok menaikkan tarif atas barang-barang AS hingga 125 persen, sebagai balasan terhadap tarif “resiprokal” Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya menaikkan bea masuk hingga 145 persen. Kenaikan itu termasuk tarif 20 persen tambahan atas dugaan keterlibatan Tiongkok dalam penyelundupan fentanil.
Di tengah ketegangan tersebut, DHgate mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah unduhan. Pada Sabtu, aplikasi ini mencatat 35.400 unduhan global melalui App Store dan Google Play, naik 56 persen dari rata-rata 30 hari. Di AS, unduhan mencapai 17.300, naik 98 persen. Sehari kemudian, jumlah unduhan global dari pengguna iOS melonjak menjadi 117.500, meningkat 732 persen dari rata-rata bulanan. Instalasi di AS sendiri naik drastis menjadi 65.100, atau naik 940 persen.
Diskusi luas bermunculan di media sosial, terutama di bawah tagar seperti “China spilling the tea on luxury goods”. “Itu menunjukkan kalau barang-barang mewah itu sebenarnya tidak sepadan dengan harganya,” kata pengguna “valbulosity” yang videonya ditonton lebih dari 6 juta kali dan disukai lebih dari 600 ribu pengguna. “China is spilling the beans!”
Baca Juga: Saat Trump Tantrum, Indonesia Makin Mesra dengan Rusia
Di DHgate, pengguna dapat dengan mudah menemukan tiruan tas Goyard seharga sekitar 20 dolar AS—jauh lebih murah dibandingkan harga aslinya yang bisa melebihi 4.000 dolar AS. Produk lainnya termasuk celana yoga mirip Lululemon yang dijual sekitar 10 dolar AS.
“Kami bersyukur namun tetap rendah hati atas lonjakan trafik luar biasa ini,” ujar juru bicara DHgate pada Selasa. “Sebagai perusahaan dengan akar kuat di e-commerce lintas batas, fokus kami tetap pada peningkatan pengalaman perdagangan digital bagi konsumen global dan [usaha kecil serta menengah].”
Didirikan pada 2004, DHgate adalah platform grosir business-to-business yang menghubungkan lebih dari 2 juta pembeli terdaftar dari lebih dari 220 negara. Platform ini menawarkan sekitar 30 juta produk dalam 26 kategori, termasuk elektronik, barang rumah tangga, mainan, perlengkapan luar ruangan, solusi energi terbarukan, hingga produk kustom.
Popularitas DHgate meningkat di tengah ancaman berakhirnya kebijakan “de minimis” di AS, yang selama ini memungkinkan barang di bawah 800 dolar AS masuk tanpa bea masuk. Kebijakan yang sangat menguntungkan penjual Tiongkok ini dijadwalkan berakhir pada Mei mendatang, sebuah perubahan besar yang dapat memengaruhi sektor e-commerce lintas negara yang tengah berkembang pesat melalui platform seperti Temu dan Shein.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: