Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efek Trump, Arthur Hayes Prediksi Harga Bitcoin Akan Tembus US$200.000

        Efek Trump, Arthur Hayes Prediksi Harga Bitcoin Akan Tembus US$200.000 Kredit Foto: Unsplash/ Bermix Studio
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Eks Chief Executive Officer (CEO) BitMEX, Arthur Hayes optimistis soal pergerakan bullish dari Bitcoin (BTC). Baru-baru ini dirinya mengungkapkan bahwa aset kripto unggulan tersebit bisa mencetak sejarah baru dalam industri keuangan alternatif.

        Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (24/4), Hayes memprediksi bahwa industri kripto akan mendapatkan banjir aliran dana investasi menyusul ketidakpastian ekonomi yang semakin kuat akibat ulah dari Amerika Serikat (AS).

        Baca Juga: Kantongi US$13 Juta, Perusahaan Ini Mau Bangun Smart Contract Berbasis Jaringan Bitcoin (BTC)

        Harga Bitcoin menurutnya berpotensi melonjak hingga US$200.000. Hal tersebut akan didorong oleh manuver keuangan pembelian kembali obligasi secara besar-besaran oleh Departemen Keuangan AS.

        Menurut Hayes, program buyback obligasi akan memicu gelombang likuiditas dolar yang besar dan meningkatkan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti Bitcoin.

        “Potensi Bitcoin mencetak sejarah bergantung pada dua hal utama. Pertama, program pembelian kembali obligasi harus terus berlanjut," kata Hayes.

        Ia menilai bahwa jika defisit fiskal terus melebar, pemerintah akan cenderung memperbesar program buyback untuk menekan imbal hasil obligasi yang pada akhirnya melonggarkan kondisi keuangan secara keseluruhan di AS

        Selain itu, Hayes juga menyoroti peran dari Federal Reserve (The Fed). Bank sentral tersebut mungkin secara diam-diam mendukung langkah-langkah pelonggaran, baik dengan memperlambat pengetatan kuantitatif (quantitative tightening) maupun menyesuaikan persyaratan cadangan perbankan.

        "Kedua, Federal Reserve (The Fed) perlu menunjukkan sikap mendukung secara implisit terhadap pelonggaran likuiditas," jelas Hayes.

        Menurutnya, Bitcoin tetap menjadi aset utama dalam menghadapi pelemahan nilai mata uang fiat, khususnya dalam masa ketidakpastian yang kuat seperti saat ini akibat kebijakan ekonomi dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        Baca Juga: SEC AS Dikomandoi Sosok Baru, Lebih Friendly Terhadap Bitcoin dan Kripto

        “Trump kini dilihat sebagai sosok yang tak terduga dan agresif dalam menggunakan senjata tarif. Para investor pun mencari aset alternatif yang bersifat anti-establishment. Secara fisik, itu adalah emas. Secara digital, itu adalah Bitcoin,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: