Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Freeport Laporkan Penurunan Laba QI 2025, Ini Strategi Bangkitnya

        Freeport Laporkan Penurunan Laba QI 2025, Ini Strategi Bangkitnya Kredit Foto: PTFI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Freeport Indonesia (PTFI) melaporkan penurunan produksi dan penjualan tembaga serta emas pada kuartal I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh proyek pemeliharaan besar di fasilitas pengolahan serta keterlambatan pengiriman konsentrat akibat perpanjangan izin ekspor.

        Mengutip laporan Freeport-McMoRan Inc. (NYSE: FCX) yang dirilis 24 April 2025, produksi tembaga PTFI pada kuartal I tercatat sebesar 296 juta pon, turun dari 491 juta pon pada kuartal I 2024. Produksi emas juga menurun menjadi 284 ribu ons, dibandingkan 545 ribu ons pada periode yang sama tahun lalu.

        Baca Juga: Sri Mulyani Temui Bos Freeport di Amerika, Ini Yang Dibahas!

        Volume penjualan mengalami kontraksi, dengan penjualan tembaga hanya mencapai 290 juta pon dan emas sebesar 125 ribu ons. Sebelumnya, pada kuartal I 2024, volume penjualan masing-masing mencapai 493 juta pon dan 564 ribu ons.

        Keterlambatan ekspor akibat baru terbitnya perpanjangan izin pada 17 Maret 2025 turut menekan kinerja pengiriman konsentrat. Meski demikian, PTFI membukukan harga jual rata-rata lebih tinggi, yakni USD 4,34 per pon untuk tembaga dan USD 3.072 per ons untuk emas, dibandingkan tahun sebelumnya.

        Dari sisi biaya, unit biaya kas bersih (net cash cost) PTFI tercatat sebesar USD 0,64 per pon, memburuk dibandingkan biaya kredit bersih sebesar minus USD 0,12 per pon pada kuartal I 2024.

        Manajemen PTFI tetap optimistis kinerja akan membaik di paruh kedua 2025, seiring rampungnya proyek pemeliharaan dan beroperasinya fasilitas pemurnian baru di Gresik, Jawa Timur. Produksi dan penjualan tembaga serta emas diperkirakan meningkat, dengan proyeksi penjualan tahun ini masing-masing sekitar 1,6 miliar pon tembaga dan 1,6 juta ons emas.

        Selain itu, PTFI juga tengah menyelesaikan proyek transisi energi, berupa pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar gas untuk mendukung operasional berkelanjutan di distrik Grasberg.

        Secara konsolidasi, kinerja induk usaha Freeport-McMoRan turut tertekan. Pada kuartal I 2025, Freeport mencatatkan pendapatan sebesar USD 5,728 miliar, turun 9,4% secara tahunan, dan laba bersih sebesar USD 352 juta atau USD 0,24 per saham. Produksi tembaga grup turun 20% menjadi 868 juta pon, sementara produksi emas turun hampir 48% menjadi 287 ribu ons.

        Arus kas operasi Freeport tercatat sebesar USD 1,058 miliar, merosot dari USD 1,896 miliar pada kuartal I 2024, di tengah penurunan volume produksi dan tingginya belanja modal.

        Meski menghadapi tantangan, Freeport tetap optimistis terhadap prospek 2025. "Kami tetap fokus untuk beroperasi dengan aman, efisien, dan bertanggung jawab, serta memanfaatkan momentum harga pasar yang kuat," ujar Presiden dan CEO Freeport, Kathleen Quirk, dalam keterangan resmi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: