Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Perkembangan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah mengalami banyak perubahan dibandingkan masa lalu. Dahulu, terdapat program CSR yang secara langsung memberikan bantuan permodalan kepada UMKM. Namun, program tersebut sudah tidak lagi dijalankan dalam beberapa tahun terakhir.
EVP Telkom Regional I, Dwi Pratomo Juniarto mengatakan saat ini, setelah pelaksanaan TJSL berada di bawah koordinasi BRI, bentuk dan pelaksanaannya menjadi lebih fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan serta permintaan masyarakat.
"Hal ini membuat pertumbuhan TJSL menjadi sulit diukur secara kuantitatif, karena fluktuasi pengajuan yang diterima bisa berbeda-beda di tiap periode. Ada kalanya volume permintaan tinggi dan bisa diakomodasi, namun ada juga saat-saat yang relatif sepi," katanya pada acara Media update GoZero% to Medan, Roaring for Changer "Bergerak bersama, membawa perubahan untuk bumi", Sabtu (26/4/2025).
Didampingi CAVP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto, SVP Group Sustainability & Corporate Communication Telkom Ahmad Reza menjelaskan soal anggaran TJSL nasional Telkom di tahun 2024, berdasarkan laporan keberlanjutan, alokasinya mencapai Rp144 miliar. Dana ini dibagi ke lima regional besar secara nasional, sehingga setiap regional mendapatkan alokasi sekitar 20 persen dari total anggaran tersebut.
"Sedangkan dalam konteks regional, Rumah BUMN menjadi salah satu bentuk nyata dari program TJSL. Untuk wilayah Sumatera Utara, terdapat tiga Rumah BUMN, yaitu di Kabanjahe, Lubukpakam, dan Simalungun. Secara keseluruhan, jumlah Rumah BUMN di Pulau Sumatera mencapai 13 titik, tersebar hampir di seluruh provinsi, termasuk Aceh dan Batam.
"Setiap wilayah memiliki fokus sektor yang berbeda, tergantung pada potensi lokal. Sebagai contoh, Rumah BUMN di Batam berfokus pada pengembangan produk cokelat. Hal serupa juga ditemukan di Pulau Sabang, Aceh, di mana cokelat berkualitas tinggi sedang didorong untuk berkembang, terutama dari sisi produksi. Telkom turut mendukung inisiatif ini, meskipun tantangan masih ada, khususnya dalam aspek pemasaran," ujarnya.
Baca Juga: Gandeng Telkomsel Hadirkan Jaringan 5G, Pabrik Cerdas Pegatron Resmi Beroperasi di Batam
Terkait efisiensi anggaran, Telkom tetap berkomitmen untuk menjalankan program-program prioritas yang memberikan dampak langsung, baik kepada masyarakat maupun perusahaan. Tidak ada pengurangan anggaran secara langsung, namun prioritisasi menjadi kunci dalam pelaksanaan program TJSL. Alokasi bisa naik atau turun tergantung pada kebutuhan regional yang lebih mendesak.
"Ke depan, harapan besar diarahkan pada kemajuan seluruh wilayah Sumatera, tidak hanya Sumatera Utara. Peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi tujuan utama, dan Telkom siap berkontribusi dari sisi konektivitas, solusi digital, maupun kegiatan TJSL lainnya," katanya.
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Telkom terus mencari celah dan potensi di mana perusahaan dapat memberikan kontribusi nyata. Terlebih lagi, tantangan seperti penurunan anggaran dari pemerintah daerah juga memaksa perusahaan untuk lebih strategis dalam menentukan program prioritas. Setiap daerah memiliki fokus berbeda, tergantung karakteristik wilayah dan kebijakan pimpinan daerah setempat.
"Sebagai contoh, program Sumut Berkah di Sumatera Utara menekankan pada digitalisasi dan keamanan digital, sementara provinsi lain bisa saja memiliki fokus yang berbeda. Oleh karena itu, Telkom terus menyesuaikan diri dengan kebutuhan daerah dan memaksimalkan peran melalui program-program sosial yang relevan dan berdampak," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: