Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perjalanan Sukses Anthony Tan Membangun Grab dan Merevolusi Transportasi di Asia

        Perjalanan Sukses Anthony Tan Membangun Grab dan Merevolusi Transportasi di Asia Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Selain Gojek atau GoTo, hampir semua orang di Indonesia mengenal aplikasi layanan transportasi online Grab yang kini menjelma menjadi salah satu super-app terbesar di Asia Tenggara. Di balik perusahaan teknologi ini berdiri sosok Anthony Tan, seorang pengusaha visioner asal Malaysia yang membuktikan bahwa warisan keluarga bukan satu-satunya jalan menuju kesuksesan.

        Anthony Tan lahir pada Desember 1982 di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dalam keluarga yang sangat erat kaitannya dengan dunia bisnis, terutama di industri otomotif. 

        Kakek buyut Anthony memulai usaha sebagai sopir taksi, dan kakeknya, Tan Yuet Foh, adalah pendiri perusahaan besar distributor utama mobil Nissan di Malaysia, Tan Chong Motor Holdings. Ayahnya, Tan Heng Chew, adalah presiden perusahaan tersebut dan masuk dalam jajaran konglomerat Malaysia. Ibu Anthony pun dikenal berkarir, yaitu bekerja sebagai pialang saham.

        Lingkungan bisnis membentuk karakter Anthony sejak kecil. Ia tumbuh dengan cerita-cerita perjuangan keluarganya dalam membangun bisnis dan prinsip hidup yang kuat: "Never say no". Prinsip ini menanamkan kepercayaan bahwa segala sesuatu mungkin dicoba dan bisa berhasil jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

        Minat Anthony pada dunia usaha sudah muncul sejak usia sangat muda. Pada usia 6 tahun, ia sudah bercita-cita menjadi pengusaha sukses. Pengalaman bisnis pertamanya terjadi saat berumur 11 tahun. Saat itu, ia memborong komik X-Men dari sebuah konvensi komik di Singapura dan menjualnya kembali ke teman-temannya di Malaysia. Dari situ, ia belajar tentang permintaan pasar dan cara melihat peluang.

        Baca Juga: Suksesnya Le Minerale Masuki Pasar AMDK Indonesia hingga Asia Tenggara

        Setelah menyelesaikan studi ekonomi dan kebijakan publik di University of Chicago, Anthony melanjutkan pendidikan MBA di Harvard Business School. Di sinilah ia bertemu dengan Tan Hooi Ling, yang kelak menjadi rekan pendirinya di Grab. 

        Inspirasi menciptakan Grab datang dari keluhan seorang teman mereka mengenai layanan taksi yang buruk di Malaysia. Sebagai seseorang yang berasal dari keluarga dengan latar belakang transportasi, Anthony merasa terpanggil untuk menciptakan solusi berbasis teknologi.

        Pada tahun 2012, keduanya meluncurkan MyTeksi, aplikasi pemesanan taksi pertama di Malaysia. Modal awal berasal dari hadiah kompetisi bisnis di Harvard sebesar $25.000, dana pribadi, serta dukungan dari ibunya. Meski awalnya penuh tantangan, aplikasi ini berkembang pesat. Beberapa tahun kemudian, namanya berubah menjadi Grab, dan markas besar perusahaan dipindahkan ke Singapura pada 2016.

        Di bawah kepemimpinan Anthony, Grab berkembang jauh melampaui layanan transportasi. Saat ini, Grab menawarkan berbagai layanan mulai dari pemesanan makanan, pembayaran digital, hingga layanan keuangan. Pada 2018, Grab mengakuisisi operasi Uber di Asia Tenggara, memperkuat dominasinya di kawasan ini.

        Puncaknya, pada Desember 2021, Grab menjadi perusahaan teknologi Asia Tenggara pertama yang mencatatkan saham di Nasdaq melalui mekanisme SPAC, dengan valuasi sekitar US$40 miliar. Ini menjadi tonggak penting tidak hanya bagi Grab, tetapi juga bagi ekosistem startup di kawasan Asia Tenggara.

        Baca Juga: Suksesnya Andi Wijaya Membangun Prodia, Berawal dari Laboratorium Kecil di Solo

        Yang membedakan Anthony dari banyak pemimpin teknologi lainnya adalah pendekatannya yang humanis. Ia percaya bahwa bisnis seharusnya menjadi alat untuk menciptakan dampak sosial. Melalui inisiatif Grab for Good, perusahaan ini fokus pada peningkatan literasi digital, inklusi ekonomi, dan pengembangan keterampilan teknologi di komunitas tempat Grab beroperasi.

        Anthony bahkan dikenal turun langsung ke lapangan, pernah bekerja di dapur mitra GrabFood, untuk merasakan langsung tantangan yang dihadapi para mitra. Kepeduliannya ini memperkuat budaya perusahaan yang inklusif dan berorientasi pada pengguna.

        Kini menjadi warga negara Singapura, Anthony menikah dengan Chloe Tong, putri dari pengusaha Malaysia Tong Kooi Ong, dan dikaruniai lima anak. Forbes mencatat kekayaannya mencapai sekitar US$790 juta, menjadikannya salah satu dari 50 orang terkaya di Singapura, sebagian besar berasal dari sahamnya di Grab.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: