Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Inflasi April 2025 Melonjak, Bawang dan Cabai Jadi Biang Kerok

        Inflasi April 2025 Melonjak, Bawang dan Cabai Jadi Biang Kerok Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Inflasi Indonesia pada minggu keempat April 2025 kembali menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan, terutama dipicu lonjakan harga bahan pokok dan komoditas inti seperti cabai merah, bawang merah, dan bawang putih.

        Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, melaporkan bahwa inflasi bulan April mencatatkan angka lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, dengan beberapa wilayah mengalami lonjakan harga tajam.

        "Sejak tahun 2021, inflasi bulan April memang cenderung meningkat, dengan puncak tertinggi pada tahun 2022, yang disebabkan oleh kenaikan harga menjelang Idulfitri. Pada 2025, meskipun ada beberapa penurunan harga pada komoditas tertentu, beberapa komoditas tetap menunjukkan kenaikan signifikan, terutama di daerah-daerah dengan distribusi harga yang tidak merata," ucap Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Senin (28/4/2025).

        Baca Juga: Di Tengah Badai Global, Sri Mulyani Jaga Inflasi Tetap Jinak dan Rakyat Tetap Makan

        Pudji mencatat bahwa bawang merah dan cabai merah kembali menjadi pendorong utama inflasi April 2025. Rata-rata harga bawang merah melonjak hingga 68,09% dibandingkan Maret 2025.

        Kenaikan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dengan harga bawang merah mencapai Rp100.000 per kilogram di daerah terpencil seperti Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Intan Jaya.

        Sementara itu, harga cabai merah naik sebesar 5,04% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi di sekitar 62% wilayah Indonesia, dengan harga bervariasi antara Rp28.000 hingga lebih dari Rp100.000 per kilogram. Kabupaten Mapi di Papua bahkan mencatatkan harga cabai merah mencapai Rp172.000.

        Harga bawang putih juga mengalami kenaikan sebesar 1,39% dibandingkan Maret 2025. Meskipun tidak setinggi dua komoditas lainnya, tren kenaikan tetap tercatat di lebih dari 50% wilayah Indonesia.

        Sementara itu, harga minyak goreng turun tipis sebesar 0,37%. Namun, harga masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp17.419 per liter.

        "Harga minyak goreng ini cukup homogen di sebagian besar wilayah, meskipun terdapat lonjakan harga di beberapa daerah di Papua dengan harga mencapai Rp50.000 per liter," kata Pudji.

        Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga di 5,75%, Fokus Jaga Inflasi dan Stabilitas Rupiah

        Selain itu, harga gula pasir juga mengalami kenaikan sebesar 0,14% dibandingkan Maret 2025. Kenaikan terjadi di hampir 25% wilayah, meskipun harga gula secara keseluruhan relatif stabil.

        Sebaliknya, harga daging ayam ras dan telur ayam mencatatkan penurunan.

        "Hal ini memberikan sedikit angin segar bagi konsumen, mengingat daging ayam dan telur ayam merupakan bahan pokok yang sangat penting bagi sebagian besar rumah tangga di Indonesia," jelas Pudji.

        Pudji menambahkan, sebanyak 18 provinsi mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), dengan Sumatera Barat, Maluku, dan Papua Selatan mencatatkan kenaikan tertinggi. Di sisi lain, 20 provinsi mencatatkan penurunan IPH.

        Secara keseluruhan, fenomena kenaikan harga bahan pokok ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat.

        "Meskipun ada penurunan harga pada beberapa komoditas seperti daging ayam dan telur, harga bahan pokok lainnya menunjukkan tren kenaikan yang perlu diwaspadai menjelang bulan-bulan mendatang," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: