Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Wall Street Mulai Stabil, Investor Waspadai Dampak Perang Tarif China-AS

        Wall Street Mulai Stabil, Investor Waspadai Dampak Perang Tarif China-AS Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Amerika Serikat (Wall Street) menutup sesi perdagangan yang bergejolak dengan perubahan tipis di Senin (28/4). Investor tengah berhati-hati menjelang berbagai katalis penting termasuk laporan keuangan raksasa-raksasa korporasi dan data ekonomi utama dari Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari Reuters, Selasa (29/4), berikut ini adalah catatan pergerakan dari sejumlah indeks utama dalam Wall Street. Meski bergejolak, bursa terpantau cukup stabil dalam sesi kali ini:

        • Dow Jones Industrial Average (DJIA): Naik 0,28% ke 40.227,59.
        • S&P 500 (SPX): Menguat 0,06% ke 5.528,75.
        • Nasdaq Composite (IXIC): Turun 0,10% ke 17.366,13.

        Chief Investment Officer Cresset Capital, Jack Ablin menyebut bahwa investor tengah menunggu laporan keuangan sejumlah perusahaan dari Wall Street. 180 perusahaan dijadwalkan melaporkan pendapatan minggu ini, dengan fokus investor pada bagaimana tarif mempengaruhi proyeksi keuntungan mereka.

        "Kita akan mendapatkan laporan dari empat dari tujuh besar (Magnificent 7) minggu ini, jadi ini adalah pekan laporan keuangan yang sangat penting," ujar Ablin.

        179 perusahaan tercatat sudah merilis laporan. 78 diantaranya memberikan outlook negatif, 32 perusahaan memperkirakan prospek positif.

        "Saya ingin sekali mendengar panduan ke depan dari para pemimpin perusahaan, terutama bagaimana mereka berencana menghadapi potensi perang dagang," ungkap Ablin.

        Investor juga menunggu data ekonomi utama seperti indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) hingga data pasar tenaga kerja, termasuk laporan payroll bulanan dari AS.

        Wall Street menunjukkan stabilisasi dalam beberapa minggu terakhir, didorong oleh optimisme tentang potensi kesepakatan perdagangan dari AS. Meski demikian, pasar menyoroti khusus kabar negosiasi China-AS.

        Baca Juga: AS: Uni Eropa Tengah Panik Hadapi Dampak Kebijakan Trump

        Ketidakjelasan mengenai negosiasi kedua negara membuat pasar tetap sensitif terhadap berita terkait. Sementara itu, mayoritas ekonom memperkirakan risiko resesi global tahun ini tetap tinggi menyusul belum adanya langkah konkret negosiasi tarif dari China-AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: