Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Preman Bikin Investor Ketar-Ketir, Rosan Minta Kapolri Sapu Bersih!

        Preman Bikin Investor Ketar-Ketir, Rosan Minta Kapolri Sapu Bersih! Kredit Foto: Youtube Setpres
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah menegaskan akan mengambil langkah tegas terhadap praktik premanisme yang dinilai berpotensi mengganggu iklim investasi di Indonesia.

        Sejumlah laporan mengenai gangguan keamanan di kawasan industri, termasuk yang dialami beberapa pabrik seperti BYD, telah diterima dan sedang ditindaklanjuti. 

        Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Kapolri dan jajaran kepolisian daerah untuk menindaklanjuti masalah ini.

        “Kami sudah menerima laporan dan langsung berkoordinasi dengan Kapolri serta jajaran kepolisian daerah untuk memastikan masalah ini (premanisme) ditangani dengan serius,” kata Rosan dalam konferensi pers, Selasa (29/4/2025).

        Baca Juga: Awal Mula China Komplain Gangguan Premanisme di Pabrik BYD Subang

        Rosan menilai premanisme di sekitar kawasan industri memberikan dampak negatif terhadap kelancaran investasi, terutama dari investor asing. Ia khawatir insiden semacam ini akan menciptakan ketidakpastian yang menurunkan minat pelaku usaha untuk menanamkan modal di Indonesia.

        Namun demikian, pemerintah tetap optimistis terhadap prospek investasi nasional. Ia mencontohkan proyek perluasan investasi Huayou asal Tiongkok yang telah mengucurkan dana sebesar 8,8 miliar dolar AS, dengan rencana tambahan hingga 20 miliar dolar AS. Menurut Rosan, ini menunjukkan kepercayaan dunia usaha terhadap stabilitas ekonomi dan peluang bisnis di Indonesia.

        “Kami tidak ingin satu-dua kasus ini menutupi banyaknya investasi baru yang masuk. Pemerintah serius menjaga agar semua komitmen investasi berjalan tanpa hambatan,” imbuhnya.

        Baca Juga: Ormas Dinilai Kebablasan, Tito Dorong Revisi Aturan Main

        Pemerintah juga tengah mengkaji pemberian insentif baru untuk menggantikan skema tax holiday, menyusul penerapan kebijakan pajak minimum global. Upaya ini dilakukan untuk memastikan Indonesia tetap kompetitif sebagai destinasi investasi.

        Rosan menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menciptakan lingkungan investasi yang aman, transparan, dan bersaing secara global, demi menarik lebih banyak investor dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: