Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        ETF Bitcoin BlackRock Kembali Cetak Rekor, Dana Masuk Capai Rp16,2 Triliun

        ETF Bitcoin BlackRock Kembali Cetak Rekor, Dana Masuk Capai Rp16,2 Triliun Kredit Foto: Unsplash/Aleksi Raisa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        iShares Bitcoin Trust ETF (IBIT) BlackRock kembali mencetak sejarah dalam industri kripto. Ia mencatatkan arus investasi masuk yang terbesar kedua sejak peluncurannya pada Januari 2024.

        Dilansir dari Coindesk, Rabu (30/4) Laporan Farside mencatatkan bahwa reksa dana kripto tersebut mencatat arus masuk (inflow) sebesar US$970,9 juta atau sekitar Rp16,2 triliun. Lonjakan ini terjadi di tengah tren pasar kripto yang lesu.

        Baca Juga: Jaringan Supermarket Ini Siap Gulirkan Pembayaran Bitcoin, Cukup Scan dan Beres!

        IBIT telah mengumpulkan total arus masuk bersih lebih dari US$4,5 miliar dari 22 April 2025. Peningkatan permintaan ini menunjukkan minat investor institusional terhadap aset kripto cukup kuat, khususnya terhadap Bitcoin.

        "Hampir US$1 miliar masuk ke iShares Bitcoin ETF. Ini arus masuk terbesar kedua sejak Januari 2024. Saya masih ingat ketika orang bilang tidak ada permintaan," ungkap President Toko ETF, Nate Geraci.

        Di pasar derivatif, open interest (OI) mengalami penurunan pada kontrak berjangka dari Bitcoin. Kini data tersebut berada dalam level 132.750 BTC. Namun, penurunan ini diperkirakan akan segera berbalik arah. Hal ini seiring dengan meningkatnya hasil tahunan dari basis trade dari sekitar 5% menjadi 9% selama April.

        Dalam strategi basis trade, investor membeli aset kripto dalam pasar spot dan menjual kontrak berjangka untuk mengunci selisih harga. Ketika hasil (yield) meningkat, permintaan terhadap kontrak berjangka naik, yang pada gilirannya mendorong naiknya open interest.

        Baca Juga: ETF Bitcoin BlackRock Jadi Sorotan, Diyakini Bakal Jadi Raksasa dalam Satu Dekade Saja

        Sebaliknya, saat yield mengecil, minat terhadap strategi ini merosot, menurunkan open interest dan mencerminkan berkurangnya leverage pasar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: