- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pendapatan Stabil, tapi Laba Bersih Emiten Layanan Kesehatan Prodia (PRDA) Terpangkas 82,31%
Kredit Foto: Istimewa
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) tampaknya menghadapi tantangan di awal 2025. Laba bersih perusahaan penyedia layanan kesehatan ini anjlok drastis hingga 82,31% menjadi hanya Rp6,90 miliar, padahal di periode yang sama tahun sebelumnya masih mampu meraih Rp39,04 miliar. Imbasnya, laba per saham dasar pun terpangkas dari Rp41,65 menjadi Rp7,37.
Penurunan laba ini terjadi di tengah pendapatan yang relatif stabil. Prodia mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp483,01 miliar, hanya turun tipis 0,78% dibandingkan Rp486,85 miliar di kuartal I-2024.
Wilayah pusat dan Jakarta Raya menyumbang porsi terbesar yakni Rp196,17 miliar, diikuti Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara sebesar Rp78,93 miliar. Pendapatan dari Kalimantan, Sulawesi, Ambon, dan Papua tercatat Rp71,67 miliar, lalu Sumatera Rp53,62 miliar, Jawa Tengah Rp50,22 miliar, dan Jawa Barat Rp32,38 miliar.
Baca Juga: PERUJI dan Prodia Indonesia Gelar Workshop untuk Tingkatkan Kemampuan Underwriting Kardiovaskular
Namun, tekanan datang dari sisi biaya. Beban pokok pendapatan meningkat menjadi Rp219,53 miliar dari sebelumnya Rp201,13 miliar, yang menyebabkan laba kotor menyusut menjadi Rp263,48 miliar dari Rp285,71 miliar.
Ditambah lagi, beban usaha membengkak hingga Rp264 miliar. Meski masih ada pendapatan lain sebesar Rp1,93 miliar, sayangnya tak cukup menutupi beban lain yang mencapai Rp2,20 miliar. Alhasil, laba usaha tergerus tajam menjadi Rp1,43 miliar, padahal di periode yang sama tahun lalu masih mencapai Rp40,48 miliar.
Dari sisi neraca, total aset Prodia per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp2,80 triliun, sedikit turun dari Rp2,84 triliun di akhir 2024. Menariknya, liabilitas justru menyusut menjadi Rp309,57 miliar dari Rp355,45 miliar, sementara ekuitas naik tipis menjadi Rp2,49 triliun dari Rp2,48 triliun.
Meski pendapatan masih relatif terjaga, lonjakan beban menjadi tantangan utama Prodia di awal tahun ini. Perlu strategi efisiensi agar kinerja keuangan bisa kembali stabil di kuartal-kuartal berikutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: