Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penjualan Motor Listrik Anjlok 80%, Industri Teriak Minta Kejelasan Insentif

        Penjualan Motor Listrik Anjlok 80%, Industri Teriak Minta Kejelasan Insentif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Penjualan sepeda motor listrik (molis) di Indonesia merosot tajam pada kuartal I-2025. Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI), Budi Setiyadi, menyebut penurunan penjualan menyentuh titik kritis, yakni hanya tersisa 20–40 persen dari angka sebelumnya.

        “Kalau kita lihat, sekarang penjualannya tinggal tersisa antara 30–40 persen, bahkan ada yang hanya 20 persen. Dulu bisa jual 200 unit, sekarang paling tinggal 25 unit. Motor listrik benar-benar turun drastis,” ujar Budi kepada Warta Ekonomi, di Jakarta, Selasa (6/5/2025).

        Menurutnya, ketidakpastian kelanjutan program insentif pembelian molis sebesar Rp7 juta menjadi penyebab utama. Ia menilai ketidakjelasan tersebut telah membebani pelaku industri.

        Baca Juga: Investasi EV Capai Rp157 T, Rosan: Ekosistemnya Sudah Lengkap di Indonesia

        “Kasihan industrinya, sudah banyak yang berteriak. Jadi, kalau memang insentif itu masih ada, ya segera diumumkan saja,” tegas Budi.

        Jika insentif fiskal tidak diperpanjang, AISMOLI meminta pemerintah menghadirkan skema alternatif berupa dukungan non-fiskal untuk mendorong adopsi kendaraan listrik roda dua. Usulan tersebut mencakup fasilitas akses ganjil-genap, parkir gratis, serta pembangunan jalur khusus motor listrik.

        Baca Juga: Proyek Investasi EV Battery Ganti Mitra, Tak Terpengaruh Dinamika Global

        “Kami juga berharap PLN bisa mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian daya khusus motor listrik,” tambahnya.

        Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa motor listrik masih layak mendapatkan dukungan insentif.

        “Insentif itu memang cocoknya diberikan pada saat market share-nya masih belum terlalu banyak. Kalau kita lihat, motor juga masih bisalah untuk diberikan insentif, saya pikir juga itu,” tandas Rachmat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: