Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini Kenapa MSCI Coret HRUM hingga SMRA, Namun Pilih MTEL Sampai MBMA

        Ini Kenapa MSCI Coret HRUM hingga SMRA, Namun Pilih MTEL Sampai MBMA Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mengumumkan hasil evaluasi terhadap indeks MSCI Indonesia Small Cap. Dua emiten baru, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), masuk dalam daftar.

        Sebaliknya, empat emiten yakni PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dikeluarkan dari indeks tersebut.

        Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa perubahan dalam daftar indeks MSCI mencerminkan kondisi likuiditas pasar dan tren harga saham.

        “Sebenarnya ’kan kalau MBMA maupun MTEL mulai terjadi peningkatan likuiditas market, sehingga wajar saja bisa berhasil masuk ke MSCI,” ujarnya.

        Baca Juga: Tertinggi di Perbankan Nasional, BTN Raih MSCI ESG Rating AA

        Nafan menjelaskan, keluarnya HRUM, INDY, SMRA, dan WIKA dari indeks MSCI dipicu oleh penurunan likuiditas dan tren harga yang melemah. Meski demikian, ia menilai kondisi saat ini mulai menunjukkan perbaikan.

        “Setidaknya untuk HRUM, INDY, SMRA, dan WIKA ini kan dari fase downtrend menjadi perubahan arah tren. INDY sudah mulai uptrend, begitu pula dengan SMRA, WIKA, dan Harum. Jadi meskipun keluar dari MSCI, menurut saya tidak terlalu berpengaruh signifikan,” jelasnya.

        Ia menambahkan bahwa investor akan tetap memperhatikan aksi korporasi dan kinerja keuangan sebagai acuan pengambilan keputusan. Jika fundamental emiten membaik, likuiditas sahamnya pun berpotensi menguat kembali.

        Baca Juga: Asing Net Buy Rp1,68 Triliun Saat IHSG Menguat, Ini 10 Saham yang Paling Banyak Diborong

        Lebih lanjut, Nafan menyebut bahwa keberhasilan masuk ke indeks MSCI membuka peluang besar untuk dilirik investor global.

        “MSCI ini merupakan indeks acuan bagi para fund manager global dalam menyusun portofolio mereka,” katanya.

        Namun, ia juga mengingatkan bahwa ketegangan geopolitik dan arah kebijakan suku bunga tetap menjadi faktor dominan yang memengaruhi pasar.

        “Sentimen geopolitik dan suku bunga itu tetap yang paling krusial, karena ini yang menjadi penggerak utama pasar, lebih berdampak dibandingkan isu keluar atau masuknya saham ke dalam MSCI,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: