Komdigi Bidik Industri Gim Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) secara resmi membidik industri gim nasional sebagai sektor strategis baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menuju angka 8 persen. Langkah ini diumumkan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam pertemuan dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI).
Meutya menilai industri gim bukan hanya sektor hiburan, tetapi juga penggerak ekonomi digital yang potensial dan mampu membawa Indonesia lebih mandiri serta kompetitif di kancah global.
“Kita paham bahwa industri gim menjadi industri yang cukup, atau bahkan amat besar, dan dengan kecenderungan meningkat terus. Ini tentu kita harapkan juga dalam gerakan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional ke 8 persen,” ujarnya Meutya dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (17/5).
Baca Juga: Kemkomdigi Bidik Industri Gim sebagai Penggerak Ekonomi, Siapkan Innovation Hub di 3 Kota
Sebagai bentuk keseriusan, pemerintah tengah menyusun kebijakan berbasis dialog langsung dengan para pelaku industri.
“Kami percaya perlu memahami kebutuhan dan aspirasi dari para pelaku industri, tidak hanya gim lokal, kita menerima banyak sekali industri di sini, tetapi juga terkhusus hari ini dari gim lokal sebagai kunci untuk sinergi mewujudkan cita-cita pertumbuhan ekonomi nasional tersebut,” ucap Meutya.
Langkah konkret pemerintah ditunjukkan lewat peluncuran program Innovation Hub di tiga kota, yaitu Jakarta, Medan, dan Surabaya. Program ini ditujukan untuk mendukung pendirian studio gim baru serta pelatihan talenta digital.
“Gim ini juga untuk pengembangan. Sebenarnya kami ada program kerja sama, kami menyebutnya innovation hub, mendorong perusahaan-perusahaan baru untuk mengembangkan perusahaan gim dan juga pengembangan talenta," ungkapnya.
Baca Juga: Dukung Industri Gim Nasional, Kemenekraf-Google Luncurkan Ini
Sementara itu, Ketua Umum AGI, Shafiq Husein, membeberkan bahwa pasar gim global saat ini bernilai USD187 miliar, lebih besar dari gabungan industri film dan musik. Indonesia sendiri memiliki pasar sebesar Rp30 triliun, tertinggi di Asia Tenggara, namun pengembang lokal hanya menikmati 2,5 persen dari nilai tersebut.
“Pemasukan pengembangan gim lokal hanya sebesar 750 miliar per tahun atau setara hanya 2,5 persen dari pasar Indonesia sendiri. Berarti 97,5 persen memang larinya ke gim luar. Kemudian, industri lokal juga terhambat untuk akses pendanaan awal,” ungkap Shafiq.
Sebagai momentum strategis, Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) yang akan digelar 9–11 Oktober di Bali diproyeksikan menjadi ajang puncak konsolidasi industri. Untuk pertama kalinya, raksasa global seperti Sony PlayStation dan Steam dijadwalkan hadir di IGDX.
Baca Juga: Kemnekraf-AGI Perkuat Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Gim Indonesia
Merespons antusiasme tersebut, Meutya menginstruksikan jajarannya untuk memetakan potensi kolaborasi konkret.
“Kita masih punya waktu. Jadi sekarang disisir dulu apa yang bisa dikolaborasikan, nanti dilaporkan kepada saya minggu depan untuk diputuskan mana yang bisa kita bantu. Pada prinsipnya tentu kita ingin, dengan keterbatasan di sini, kita ingin sekali bisa membantu dengan ekosistem kita,” pungkasnya.
Langkah ini mempertegas komitmen pemerintah menjadikan sektor digital kreatif, khususnya industri gim, sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional di era transformasi digital.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Belinda Safitri