Pengembang Gim Lokal Hanya Kuasai 2,5 Persen Pasar Nasional, AGI Ungkap Alasannya!
Kredit Foto: Unsplash/Stillness InMotion
Di tengah upaya pemerintah menjadikan industri gim sebagai penggerak baru ekonomi digital nasional, data mengejutkan diungkapkan Asosiasi Game Indonesia (AGI). Ternyata, pengembang gim lokal hanya menguasai 2,5 persen dari total pasar gim nasional senilai Rp30 triliun.
Ketua Umum AGI, Shafiq Husein, menyebut ketimpangan ini disebabkan terbatasnya akses pendanaan awal yang membuat pengembang dalam negeri sulit bersaing di pasar yang didominasi produk asing.
“Saat ini, pemasukan pengembangan gim lokal hanya sebesar 750 miliar per tahun atau setara hanya 2,5 persen dari pasar Indonesia sendiri. Berarti 97,5 persen memang larinya ke gim luar. Kemudian, industri lokal juga terhambat untuk akses pendanaan awal agar dapat bersaing dengan produk asing di pasar sendiri,” ungkap Shafiq dalam audiensi bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) di Jakarta, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (17/5).
Baca Juga: Dukung Industri Gim Nasional, Kemenekraf-Google Luncurkan Ini
Oleh karena itu, Shafiq mendesak agar pemerintah memperluas dukungan terhadap pengembang lokal melalui kebijakan konkret, terutama dalam hal pembiayaan dan pengembangan ekosistem.
"Industri lokal juga terhambat untuk akses pendanaan awal agar dapat bersaing dengan produk asing di pasar sendiri,” ungkap Shafiq.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengakui besarnya potensi industri gim dan menyatakan dukungan penuh terhadap penguatan sektor ini. Pemerintah, ujarnya, menargetkan sektor ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menuju angka 8 persen.
"Industri gim menjadi industri yang cukup, atau bahkan amat besar, dan dengan kecenderungan meningkat terus. Ini tentu kita harapkan juga dalam gerakan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional ke 8 persen," jelas Meutya Hafid.
Baca Juga: Bermula dari Main Game, Anak Muda Ini Raup Cuan Ratusan Juta Lewat Veinstore!
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemkomdigi akan meluncurkan Innovation Hub di Jakarta, Medan, dan Surabaya guna memfasilitasi pendirian studio baru serta pelatihan talenta digital. Dirjen Ekosistem Digital, Edwin Hidayat Abdullah, menyebut inisiatif ini akan mempercepat pertumbuhan ekosistem gim lokal.
“Gim ini juga untuk pengembangan. Sebenarnya kami ada program kerja sama, kami menyebutnya innovation hub, mendorong perusahaan-perusahaan baru untuk mengembangkan perusahaan gim dan juga pengembangan talenta," ungkap Edwin.
Baca Juga: Dari Game hingga Kripto: Ini Gebrakan OJK Lewat Infinity 2.0
Sebagai ajang puncak konsolidasi industri, Indonesia Game Developer Exchange (IGDX) akan digelar pada 9–11 Oktober 2025 di Bali. IGDX tahun ini akan menghadirkan raksasa industri seperti Sony PlayStation dan Steam, menjadikannya sorotan internasional.
“IGDX ini sudah masuk ke peta jalan global, Bu. Bahkan Sony PlayStation untuk pertama kalinya akan hadir tahun ini di IGDX Bali. Steam juga hadir pertama kali datang ke Indonesia itu di acara IGDX juga. Tahun ini, temanya PlayStation,” kata Shafiq.
Meutya pun meminta jajarannya segera menyisir potensi kolaborasi konkret yang dapat dijalankan.
“Kita masih punya waktu. Jadi sekarang disisir dulu apa yang bisa dikolaborasikan, nanti dilaporkan kepada saya minggu depan untuk diputuskan mana yang bisa kita bantu. Pada prinsipnya tentu kita ingin, dengan keterbatasan di sini, kita ingin sekali bisa membantu dengan ekosistem kita,” pungkas Meutya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Belinda Safitri