Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BI Longgarkan Suku Bunga, Ekonom: Saatnya Fokus ke Pertumbuhan Ekonomi

        BI Longgarkan Suku Bunga, Ekonom: Saatnya Fokus ke Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Pixabay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia resmi memangkas suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen pada Mei 2025. Keputusan ini disambut positif oleh pelaku pasar sebagai sinyal dovish yang dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

        Ekonom Bank Permata, Joshua Pardede, mengatakan langkah Bank Indonesia menandai pergeseran fokus dari stabilitas makro ke arah kebijakan yang lebih mendukung ekspansi ekonomi. Ia menyebut penurunan suku bunga ini menciptakan sentimen positif, terutama bagi investor saham dan sektor-sektor yang sensitif terhadap bunga seperti properti, konstruksi, dan barang konsumsi.

        “Sinyal penurunan suku bunga ini menciptakan sentimen positif, terutama bagi investor saham dan sektor-sektor yang sensitif terhadap bunga seperti properti, konstruksi, dan barang konsumsi,” kata Joshua kepada Warta Ekonomi, Kamis (22/5/2025).

        Baca Juga: BI Rate Dipangkas Jadi 5,5%, Ekonom: Langkah Taktis dan Pro Pertumbuhan

        Ia juga menyoroti sejumlah faktor yang memperkuat keputusan tersebut, di antaranya inflasi yang tetap terkendali, penguatan nilai tukar Rupiah, serta meredanya ketegangan perdagangan global. Faktor-faktor tersebut, menurutnya, telah memperkuat persepsi risiko pasar, terbukti dengan kembalinya arus modal asing ke pasar saham dan surat berharga negara (SBN) sejak awal Mei 2025.

        Di sektor perbankan, penurunan suku bunga diperkirakan akan segera menekan suku bunga pasar uang antarbank dan diikuti dengan penurunan suku bunga deposito dan kredit. Walau transmisi ke suku bunga kredit biasanya membutuhkan waktu hingga enam bulan, pelonggaran ini dinilai lebih efektif karena dibarengi dengan kebijakan makroprudensial, seperti penurunan Giro Wajib Minimum (PLM) dan peningkatan rasio pendanaan luar negeri (RPLN).

        Baca Juga: Saham Bank Terkerek Turunnya BI Rate, Investor Optimistis

        Survei Perbankan BI menunjukkan optimisme tinggi dari pihak perbankan. Penyaluran kredit baru diperkirakan melonjak pada kuartal II 2025 dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) naik tajam dari 55,07 persen menjadi 81,99 persen. Data ini mencerminkan sikap agresif bank dalam menyalurkan pembiayaan.

        Kendati demikian, Joshua mengingatkan risiko penurunan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) bila bunga kredit turun lebih cepat dibanding bunga dana. “Bank dengan dana murah (CASA tinggi) dan efisiensi operasional akan lebih cepat merasakan dampaknya, sementara bank BPD dan BUMN bisa menghadapi tantangan lebih besar,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: