Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Stok Pupuk Subsidi Melimpah, Kementan Minta Petani Optimalkan

        Stok Pupuk Subsidi Melimpah, Kementan Minta Petani Optimalkan Kredit Foto: Antara/Fransisco Carolio
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Memasuki musim tanam kedua, Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau para petani seluruh Indonesia untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk bersubsidi. Hal ini dilakukan demi terus menjaga momentum peningkatan produksi pangan nasional.

        "Kementan terus memastikan terepenuhinya kebutuhan para petani untuk terus berproduksi. Secara khusus kami menghibau kepada para petani untuk mengoptimalkan musim tanam kali ini dengan penggunaan pupuk bersubsidi yang telah dipersiapkan pemerintah," terang Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Andi Nur Alam Syah dikutip dari laman resmi Kementan.

        Kementan menegaskan bahwa ketersediaan pupuk bersubsidi secara nasional masih sangat mencukupi. Hingga 13 Juni 2025, realisasi penyaluran pupuk subsidi mencapai 35,32 persen, atau setara dengan 3,37 juta ton dari total alokasi nasional sebesar 9,55 juta ton. Dengan demikian, masih tersedia stok yang cukup bagi petani untuk memperoleh pupuk sesuai kebutuhan tanam mereka.

        Andi menjelaskan bahwa proses distribusi pupuk subsidi kini semakin mudah diakses. Petani hanya perlu menunjukkan KTP atau Kartu Tani di kios resmi untuk melakukan penebusan.

        Baca Juga: Kemen PPPA-Kementan Kolaborasi Tingkatkan Peran Perempuan pada Ketahanan Pangan

        “Kami mengajak seluruh petani penerima pupuk subsidi yang terdaftar dalam e-RDKK untuk segera menebus pupuknya. Jangan ditunda. Stok tersedia, akses mudah. Ini momen penting untuk mendukung keberhasilan musim tanam kedua,” tegas Andi.

        Kemudahan ini merupakan bagian dari reformasi tata kelola pupuk subsidi yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025. Sistem ini mengedepankan prinsip 7T: tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepat mutu, tepat harga, dan tepat sasaran.

        ”Salah satu pilar utama reformasi ini adalah pemanfaatan sistem e-RDKK yang terus diperbarui, saat ini diberi kesempatan memperbarui data kebutuhan pupuk di eRDKK ditahun berjalan, sehingga petani yang belum terdaftar dapat terdata dan terdaftar dalam sistem” jelas Andi.

        Untuk memastikan distribusi berjalan lancar, Kementan menggandeng PT Pupuk Indonesia (Persero) serta melibatkan masyarakat dan petani dalam pengawasan. Apabila ditemukan praktik penyelewengan, seperti agen yang mempersulit akses pupuk, masyarakat diimbau melaporkan agar dapat ditindak tegas.

        Baca Juga: Kementan Genjot Gerakan Tanam, Target Tak Impor Beras dan Jagung di 2025

        “Kami tidak segan menindak tegas agen-agen nakal, termasuk mencabut izin usahanya. Petani berhak mendapatkan layanan yang adil dan transparan,” tegas Andi Nur.

        Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman juga menegaskan komitmen pemerintah dalam melindungi petani.

        “Jangan ada yang bermain-main dengan pupuk. Petani adalah tulang punggung ketahanan pangan kita. Negara hadir untuk memastikan mereka bisa bertanam dengan tenang,” ujar Mentan Amran.

        Dengan stok yang memadai dan sistem distribusi yang semakin efisien, Kementan optimistis musim tanam kedua dapat menjadi momentum strategis untuk meningkatkan produksi pangan nasional, asalkan dimanfaatkan secara optimal oleh para petani.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: