Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Emas Dibayangi Redahnya Perang Dagang China-AS

        Harga Emas Dibayangi Redahnya Perang Dagang China-AS Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga emas jatuh dalam perdagangan dari Jumat (27/6). Ia menyentuh level terendah dalam hampir satu bulan, setelah kesepakatan dagang tercapai dari China dan Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari Reuters, Senin (30/6), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global:

        • Emas spot: Turun 1,5% menjadi US$3.277,17.
        • Emas berjangka: Melemah 1,8% keUS$3.287,60.
        • Perak spot: Turun 1,4% menjadi US$36,10.
        • Platinum: Jatuh tajam 5,3% ke US$1.341,57.
        • Palladium: Naik tipis 0,5% menjadi US$1.137,92.

        RJO Futures Senior Analyst, Daniel Pavilonis menyebut bahwa optimisme pasar terkait dengan redanya perang dagang telah mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai (safe haven).

        “Meredanya ketegangan geopolitik memberikan peluang bagi investor untuk mengambil keuntungan, terutama karena prospek konflik langsung dan perkembangan geopolitik kini tampak lebih tenang,” ujar Pavilonis.

        Pasar global menyambut positif kesepakatan dagang terbaru antara Washington dan Beijing. Hal tersebut khususnya terkait percepatan pengiriman logam tanah jarang (rare earth) ke AS.

        Di Timur Tengah, gencatan senjata yang masih bertahan meski sempat terjadi beberapa bentrokan ringan juga turun menekan harga emas.

        AS sendiri menjadi sorotan menyusul data ekonomi yang menunjukkan bahwa belanja konsumen secara tak terduga menurun pada Mei 2025. Hal tersebut seiring berkurangnya pembelian barang-barang seperti kendaraan bermotor yang sebelumnya melonjak akibat kekhawatiran tarif baru. Inflasi bulanan tercatat tetap moderat.

        Federal Reserve (The Fed) juga diprediksi akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin sepanjang tahun ini, kemungkinan dimulai pada bulan September.

        "Namun demikian, harga emas justru terus ditekan oleh meredanya ketegangan geopolitik, bukan oleh data ekonomi," tutur Pavilonis.

        Baca Juga: Jadi Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi, PHE Siap Sukseskan Swasembada Energi Nasional

        Stabilitas kondisi geopolitik dan ekonomi global mengurangi minat terhadap emas sebagai aset aman, sementara tingkat suku bunga yang tinggi juga menurunkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: