Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soroti Arah Kebijakan hingga Tarif Trump, Investor Mulai Diversifikasi Asetnya dari AS

        Soroti Arah Kebijakan hingga Tarif Trump, Investor Mulai Diversifikasi Asetnya dari AS Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Obligasi Amerika Serikat (AS) terancam ditinggal investor asing menyusul sejumlah perkembangan arah kebijakan yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

        Manajer Dana Kredit dan Obligasi Simplex Asset Management, Toshinobu Chiba menyebut bahwa pasar tengah menyoroti sejumlah hal dari AS. Misalnya  rancangan undang-undang pajak dan belanja besar-besaran yang dijuluki "big, beautiful bill" dari Trump.

        Baca Juga: Trump Klaim Sudah Temukan Pembeli TikTok, Tunggu Lampu Hijau China

        Kebijakan pemotongan pajak dan belanja diperkirakan akan meningkatkan utang nasional dari AS. Hal tersebut dikhawatirkan memperburuk defisit fiskal yang sudah membengkak. Apalagi Moody's sebelumnya menurunkan peringkat kredit negara itu sebagai respons terhadap situasi fiskal yang memburuk.

        "Saya jelas khawatir terhadap perluasan defisit fiskal ini," ujar Toshinobu Chiba, dilansir dari Reuters, Selasa (1/7).

        Ia mengatakan bahwa pihaknya sendiri telah mulai mengurangi eksposur pada Treasury AS. Menurutnya, pasar mulai mengalihkan investasinya ke obligasi daro Eropa, Australia dan Singapura.

        Data U.S. Treasury International Capital (TIC) sendiri baru-baru ini menunjukkan bahwa investor asing mencatat arus keluar bersih sebesar US$14,2 miliar di April 2025. Hal itu bertepatan dengan peluncuran tarif dari Trump.

        Imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun sempat melonjak ke 4,629%. Namun akhirnya turun kembali ke kisaran 4,277%, dan telah berfluktuasi antara 3,9% hingga 4,629% sejak April.

        Baca Juga: Lagi Kaji Efek Tarif Trump, Powell Minta Waktu Sebelum Turunkan Suku Bunga

        RUU "big, beautiful bill" yang tengah dibahas diperkirakan akan menjadi pemicu tambahan kekhawatiran pasar mengenai stabilitas fiskal, di tengah ketidakpastian kebijakan dan meningkatnya tekanan inflasi dari sektor perdagangan dan fiskal dari AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: