Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Seperti Bursa Asia Lainnya, Pasar Saham China Malah Terkoreksi Gegara Data Ekonomi

        Tak Seperti Bursa Asia Lainnya, Pasar Saham China Malah Terkoreksi Gegara Data Ekonomi Kredit Foto: Reuters
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia mengalami kenaikan yang signifikan dalam perdagangan di Rabu (9/7). Pasar saham terus menyoroti perkembangan kebijakan tarif selagi menimbang data ekonomi yang baru-baru ini rilis seperti di China.

        Dilansir dari CNBC International, Kamis (10/7), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia:

        • Hang Seng (Hong Kong): Turun 1,06% ke 23.892,32.
        • CSI 300 (China): Turun 0,18% ke 3.991,40.
        • Shanghai Composite (China): Turun 0,13% ke 3.493,05.
        • Nikkei 225 (Jepang): Naik 0,33% ke 39.821,28.
        • Topix (Jepang): Naik 0,43% ke 2.828,16.
        • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,60% ke 3.133,74.
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 0,78% ke 790,36.

        Bursa Asia cenderung menguat saat investor berjuang untuk arah yang jelas menyusul meningkatnya ketegangan perdagangan dari sejumlah negara kawasan dengan Amerika Serikat (AS).

        Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini memberikan sedikit kelegaan dengan mengonfirmasi tidak akan ada perubahan atau perpanjangan terkait dengan kebijakan tarif.

        Namun meskipun ada ruang dalam negosiasi tarif perdagangan, ia menegaskan tidak akan ada waktu perpanjangan yaitu deadline tarif resiprokal tetap 1 Agustus 2025.

        Di sisi lain, pelaku pasar mencermati rilis data ekonomi terbaru dari China. Harga konsumen tercatat naik tipis 0,1 persen year on year (yoy) pada Juni 2025.

        Baca Juga: Harga Diskon Mobil Listrik China Bisa Pengaruhi Pasar EV Bekas

        Capaian tersebut menandai hasil positif pertama dalam lima bulan dan menandakan tanda-tanda tentatif stabilisasi permintaan yang terjadi di Beijing. Meski demikian, hal tersebut tak dapat menenangkan pasar saham dari China.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: