Kredit Foto: Kemenpar
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengungkapkan Geopark Kaldera Toba di Sumatra Utara merupakan wujud nyata visi pariwisata Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menpar saat membuka “The 1st International Conference: Geo tourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025” di Hotel Khas Parapat, Simalungun, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu.
Dirinya menjelaskan keberadaan Geopark Kaldera Toba menjadi bukti nyata pengembangan pariwisata Indonesia senantiasa menjaga keharmonisan dengan alam, budaya, dan ilmu pengetahuan.
"Sebuah destinasi yang menghadirkan keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan," ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Selasa (15/7).
Menteri Pariwisata mengatakan, dunia mengenal Indonesia sebagai negara kepulauan dengan keindahan alam bahari yang beragam. Tak hanya keindahan laut, keindahan alam Indonesia juga tersimpan dalam lanskap darat di dalamnya.
Karena Indonesia berada di kawasan Cincin Api (Ring of Fire) Pasifik yang aktif, aktivitas tektonik tersebut pun membentuk gunung, danau, dan bebatuan termasuk kawasan Danau Toba yang kini dilindungi dalam naungan geopark.
"Status geopark bukan hanya sebagai bentuk perlindungan, tetapi juga sebagai peluang untuk membuka ruang pembelajaran dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan," katanya.
Menteri Pariwisata memaparkan, kawasan Danau Toba merupakan salah satu lanskap alam paling ikonik di Indonesia yang lahir dari letusan vulkano-tektonik besar sekitar 7.400 tahun yang lalu dan menciptakan kaldera raksasa dengan luas lebih dari 7.000 kilometer persegi.
Tak hanya itu, kawasan Danau Toba juga menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati endemik serta tradisi dan budaya Batak yang kaya dan terus hidup di sekitarnya.
"Inilah contoh sempurna tentang bagaimana visi geopark hidup yakni menghubungkan ilmu pengetahuan, warisan budaya, dan kemanusiaan. Dengan nilai strategis tersebut, destinasi Danau Toba juga sebelumnya menyandang status Destinasi Super Prioritas (DPP) dan kini masuk dalam prioritas percepatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dengan target mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan Sumatra hingga 7,2 persen pada tahun 2029," ujar Menteri Pariwisata.
Mewujudkan visi besar ini, kata Menteri Pariwisata, tidak cukup dengan kekaguman semata, tetapi harus dikelola dengan kesadaran dan arah yang jelas. UNESCO telah memberikan panduan melalui tiga pilar utama geopark global yang mencakup perlindungan, edukasi, dan pengembangan berkelanjutan.
Perlindungan terhadap kawasan ini berarti menjaga warisan geologi, keanekaragaman hayati, serta tradisi budaya yang membentuk identitas masyarakat Batak. Edukasi adalah fondasi untuk menumbuhkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya konservasi alam dan budaya setempat.
"Pengembangan berkelanjutan terjadi ketika rasa bangga dan kesadaran tumbuh. Melalui geowisata, kita dapat mendorong inovasi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan membuka peluang ekonomi baru, tanpa mengorbankan nilai alam maupun budaya," ujar Menteri Pariwisata.
Oleh karena itu, ia menilai kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan potensi kekayaan alam dan budaya yang ada di kawasan Danau Toba. Menurut Menteri Widiyanti, pengembangan pariwisata tidak cukup sekadar membangun infrastruktur saja.
"Tetapi juga memerlukan harmoni dengan pengetahuan, diperkaya oleh narasi, dan digerakkan oleh inovasi. Forum seperti ini sangat penting untuk ruang di mana ide tumbuh menjadi aksi," ujar Menteri Pariwisata.
Sebagai implementasi dari pengembangan dan penguatan infrastruktur di kawasan Danau Toba, Widiyanti pun mendorong agar pemerintah setempat dan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara menghadirkan papan-papan informasi yang menjelaskan mengenai geosite-geosite yang ada di sekitar Danau Toba.
"Sehingga nanti turis yang datang itu bisa mengerti tentang geosite-geosite ini dan memperoleh ilmu mulai terjadinya kawah dan jenis bebatuan yang ada di sini," kata Menteri Pariwisata.
Sementara itu, Gubernur Sumatra Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution menambahkan, potensi wisata yang ada di kawasan Danau Toba perlu dimanfaatkan dan dikembangkan dengan kolaborasi bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pihak-pihak terkait lainnya. Sehingga, potensi keindahan alam dan budaya yang ada di kawasan Danau Toba bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
"Maka apa yang Tuhan berikan kepada kita hari ini bukan hanya menjadi pandangan indah yang bisa dinikmati oleh mata tapi juga bisa kita gunakan untuk menulis dan berpikir, menceritakan kembali tentang kebudayaan kita yang ada di dalamnya yang terus diwariskan dari leluhur dan juga tentang alam ini yang selama ini memberikan manfaat yang luar biasa. Kemudian mengajak kita berpikir untuk mengoptimalkan potensi alam yang sudah dibentangkan dalam kehidupan ini agar bisa mendatangkan manfaat ekonomi hingga mampu menyejahterakan masyarakat yang ada di sekitarnya," ujar Bobby.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: