Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investor Mulai Tinggalkan GOTO dan BUKA, Ini Sebabnya

        Investor Mulai Tinggalkan GOTO dan BUKA, Ini Sebabnya Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Minat investor terhadap saham teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mulai menurun. Tekanan dari minimnya katalis baru dan isu hukum menyebabkan kedua saham ini kehilangan daya tarik di pasar.

        Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, menilai narasi pertumbuhan saham teknologi sudah mulai jenuh. Investor kini cenderung bersikap wait and see. “Untuk GOTO, coverage kami juga sudah mulai ditinggalkan. Story positifnya sudah agak mengudar,” ujar Rully, Rabu (16/7/2025).

        Baca Juga: Makin Dipercaya, Saham BBRI Ramai-ramai Jadi Buruan Investor Global

        Kondisi GOTO diperburuk setelah Kejaksaan Agung menggeledah kantor pusat perusahaan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025), terkait penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook senilai Rp9,9 triliun oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Meski belum berdampak langsung ke kinerja keuangan, sentimen negatif ini menekan kepercayaan investor.

        Rully menjelaskan bahwa sektor teknologi saat ini belum menemukan momentum baru yang cukup kuat untuk mengangkat harga saham secara signifikan. “Banyak investor mulai mempertimbangkan rotasi ke sektor lain yang lebih menjanjikan dari sisi valuasi dan pertumbuhan nyata,” tambahnya.

        Baca Juga: Investor Asing Kabur dari Saham Bank BUMN, Waspadai Beban Proyek

        Meski demikian, menurut Rully, peluang masih terbuka bagi emiten teknologi yang berperan sebagai integrator IT dengan basis produksi lokal. Keberlanjutan kinerja sektor ini bergantung pada kebijakan tarif impor dan dinamika ekonomi global.

        “Kalau ada yang bisa tetap kompetitif meski dikenakan tarif, terutama yang punya rantai pasok lokal, itu masih bisa dilirik,” tuturnya. Rully menyarankan agar investor lebih selektif dan fokus pada kejelasan arah bisnis jangka panjang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Uswah Hasanah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: