Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pembiayaan Kopdes Capai Rp141 T, Celios Soroti Efek Domino Risiko

        Pembiayaan Kopdes Capai Rp141 T, Celios Soroti Efek Domino Risiko Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang diluncurkan pemerintah dinilai berpotensi menimbulkan efek domino terhadap stabilitas keuangan nasional. Center of Economic and Law Studies (Celios) memperingatkan bahwa skema pembiayaan koperasi melalui perbankan Himbara menimbulkan risiko gagal bayar yang signifikan dan berpotensi menjadi beban fiskal tersembunyi.

        Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, menyatakan setiap koperasi menerima pembiayaan Rp3 miliar dengan bunga 3% per tahun dan tenor enam tahun. Dengan total 47.207 koperasi hingga Juni 2025, nilai pembiayaan mencapai Rp141,62 triliun. Namun, proyeksi risiko gagal bayar dalam enam tahun diperkirakan mencapai Rp85,96 triliun, setara 20% dana desa selama periode yang sama.

        Baca Juga: Kopdes Merah Putih Ditargetkan Jadi Penggerak Utama Ekonomi Rakyat dan Penyangga Ketahanan Pangan

        “Jika program koperasi ini dibiayai dari sumber perbankan Himbara atau dana publik lainnya, maka risiko gagal bayar tersebut bukan hanya membebani koperasi dan anggotanya, tetapi juga menimbulkan efek domino terhadap stabilitas keuangan nasional,” ujar Huda dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/7/2025).

        Tingkat non-performing loan (NPL) UMKM yang menjadi referensi berkisar 4–5%, mendekati ambang batas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5%. Celios memperkirakan potensi kerugian pada tahun pertama mencapai Rp7,18 triliun dan terus meningkat seiring lemahnya tata kelola dan mitigasi risiko.

        Dengan asumsi tingkat diskonto 7,10% sebagaimana dalam APBN 2025, nilai kerugian (future value) diprediksi membengkak setiap tahun, dari Rp10,06 triliun pada tahun pertama hingga Rp15,17 triliun pada tahun keenam.

        Baca Juga: Masuki Fase Krusial Setelah Peresmian, Kopdes Merah Putih Butuh Ini

        Celios juga mencatat opportunity cost senilai Rp76 triliun, akibat dana perbankan yang seharusnya dapat dialihkan ke investasi produktif seperti Surat Berharga Negara (SBN) atau sektor ekonomi bernilai tambah tinggi.

        “Pola ini mencerminkan tren penurunan efisiensi pemanfaatan dana perbankan,” ucap Huda. Ia juga menambahkan bahwa program ini dapat menekan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga Rp59,76 triliun pada tahun keenam, dengan kontraksi tajam mulai tahun kedua pelaksanaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Cita Auliana
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: