Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi hulu migas nasional pada semester I 2025 mencapai US$ 7,19 miliar atau sekitar Rp 118 triliun. Angka ini melonjak 28,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 5,59 miliar.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyampaikan bahwa peningkatan tersebut mencerminkan pulihnya kepercayaan investor terhadap prospek industri hulu migas nasional.
"Kalau kita lihat Juni 2024 itu US$5,59 miliar, target 2025 US$16,5 miliar dalam APBN dan realisasinya (Januari-Juni 2025) US$7,19 miliar atau 43,6%," ujar Djoko dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (21/7/2025).
Baca Juga: SKK Migas: Pemain Besar Global Incar WK Raksasa di Timur Indonesia
Djoko mengatakam, proyeksi realisasi investasi hulu migas hingga akhir tahun ini akan berada pada kisaran US$ 16,5 miliar hingga US$ 16,9 miliar. Jika tercapai, angka ini akan melampaui capaian tahun 2024 sebesar US$ 14,4 miliar dan menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Sebagai perbandingan, investasi tertinggi sebelumnya terjadi pada tahun 2015 sebesar US$ 15,3 miliar. Namun, sejak saat itu tren terus menurun hingga mencapai titik terendah pada 2020 saat pandemi COVID-19, dengan realisasi hanya US$ 10,5 miliar.
Djoko juga menyoroti bahwa meningkatnya daya saing investasi telah mendorong kenaikan skor investor attractiveness versi S&P Global pada 2025 menjadi 5,35, terus meningkat dari skor terendah di bawah 4,75 pada 2021.
Baca Juga: SKK Migas Puji Pertamina Hulu Energi, Eksplorasi Tumbuh 37 Persen Per Tahun
Peningkatan penilaian investor attractiveness dikontribusikan oleh temuan-temuan besar hulu migas di tahun 2023 dan 2024 serta perbaikan sistem fiskal oleh pemerintah.
"Sehingga saat ini tidak ada lagi istilah lapangan tidak ekonomis, karena pemerintah memberikan dukungan agar bagaimana lapangan tersebut menjadi ekonomis antara lain dengan adanya ketentuan PSC New Gross Split, penghapusan PPN LNG, infrastruktur gas dan lainnya," ujarnya.
Dia melanjutkan, peningkatan investasi juga berdampak langsung pada aktivitas pengeboran dan pengembangan lapangan. Hingga Juni 2025, kegiatan pengeboran sumur pengembangan telah menyelesaikan 409 sumur, naik 14% dari 358 sumur pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kegiatan workover tercatat sebanyak 517 sumur, naik 6%, dan layanan sumur (well service) mencapai 20.644 kegiatan, meningkat 12% secara tahunan.
Baca Juga: SKK Migas Siap Legalkan Sumur Rakyat, Targetkan Lifting Tambahan 15.000 Barel per Hari
Di sisi eksplorasi, tren investasi juga menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2020, investasi eksplorasi tercatat sebesar US$ 0,5 miliar, naik menjadi US$ 1,3 miliar pada 2024, dan diproyeksikan mencapai US$ 1,5 miliar tahun ini—tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo